Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haid Lama dan Harus Sering Ganti Pembalut? Bisa Jadi karena Mioma

Kompas.com - 02/04/2018, 17:04 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menstruasi merupakan agenda bulanan yang dialami perempuan sejak masa pubertas. Namun, siklus rutin ini seringkali hadir dengan kondisi abnormal.

Demikian disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Grace Valentine.

Umumnya, haid berlangsung antara 4-6 hari sehingga Anda patut mencurigai apabila menstruasi tidak kunjung usai setelah sepekan. Hal ini, kata Grace, kemungkinan disebabkan oleh gangguan haid yang disebut menoragia.

"Tanda lainnya adalah darah mens yang keluar sangat banyak, lebih dari 80 mililiter," ujarnya dalam diskusi media yang digelar RSPI pada Kamis (29/3/2018) di Jakarta.

Baca juga : Menstruasi Pertama Anak Perempuan Kian Dini, Apa Sebabnya?

Nah, karena Anda tidak mungkin menampung dan menakar darah mens secara tepat, Grace memberikan patokan lain.

Secara sederhana, menoragia patut dicurigai apabila dalam sehari, pembalut cepat penuh dan perlu diganti lebih dari enam kali.

Penyebab utama dari menoragia adalah mioma, benjolan seukuran bakso yang termasuk jenis tumor jinak. Mioma ini membuat perut mengalami penebalan empat sentimeter.

Biasanya, mioma tumbuh di lapisan otot bagian dalam dan luar dinding rahim, serta di jaringan otot rahim. Bulatan mioma yang semakin membesar akan meluruhkan banyak dinding rahim saat haid.

"Mioma mendesak dinding dalam rahim. Akibatnya pendarahan jadi banyak," ujar Grace.

Baca juga : Penyebab Menstruasi Beraroma Amis dan Solusinya

Apabila tidak segera ditangani, penderita mioma terancam kehilangan banyak darah, bahkan pemberian transfusi bisa jadi perlu dilakukan.

Ancaman keguguran dan persalinan prematur juga mengintai perempuan dengan mioma. Pasalnya, janin harus bersaing dengan bulatan tumor itu.

Namun, sayangnya belum ada obat yang terbukti klinis mampu menghentikan pendarahan mioma. Jalan yang bisa ditempuh, kata Grace, yakni pengangkatan mioma atau pengangkatan rahim.

"Untuk pengangkatan rahim harus diperhatikan apakah masih punya rencana ingin punya anak," imbuhnya.

Sementara itu, risiko pengangkatan mioma adalah munculnya kembali tumor tersebut. Hal ini bukan karena dokter tidak bersih dalam menghilangkan mioma, tetapi karena penderita memang punya genetik mengidap mioma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com