Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Bunuh Manusia dalam 15 Menit, Laba-laba Ini Berukuran Raksasa

Kompas.com - 03/03/2018, 13:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Seperti kita ketahui, beberapa jenis hewan memiliki racun yang mematikan. Salah satunya adalah laba-laba.

Di antara semua laba-laba beracun, baru-baru ini para peneliti menemukan yang paling mematikan di Australia. Tak hanya mematikan, laba-laba ini juga berukuran sangat besar.

Ukurannya mencapai 7,8 sentimeter. Padahal laba-laba jaring biasanya hanya berukuran antara 1 hingga 5 sentimeter saja.

Bahkan, jangkauan kaki laba-laba ini mencapai 10 sentimeter. Dari ukurannya tersebut, para peneliti menamainya Colossus yang berarti raksasa.

Laba-laba ini tidak saja paling beracun di Australia, tapi di dunia. Bahkan racunnya dapat dengan mudah membunuh manusia dewasa.

Baca juga: Inikah Laba-laba Paling Durhaka di Dunia?

Bahayanya lagi, pejantan dari spesies ini cukup agresif dan suka bersembunyi di tempat tinggal manusia untuk mencari pasangan.

Menurut laporan Mirror, Desember 2017 lalu, hewan yang bisa membunuh dalam waktu kurang dari 15 menit ini ditemukan di kamar tidur seorang anak perempuan di Australia bernama Nicole Wedlock. Selain itu, laporan mengenai serangan laba-laba ini juga terjadi di Australia.

Sebenarnya, penawar dari racun laba-laba jenis ini telah ditemukan sejak 1981. Meski begitu, 30-40 orang digigit setiap tahunnya oleh jenis yang sama.

Sayangnya, racun Colossus sendiri diketahui lebih kuat daripada laba-laba corong jaring Australia lainnya. Inilah yang membuat racunnya menjadi sangat berharga karena diharapkan bisa digunakan untuk membuat penawar baru yang lebih kuat.

Saking berharganya penawar tersebut, alih-alih memusnahkan laba-laba ini, para ahli membawanya ke Australian Reptile Park. Taman tersebut diketahui merupakan rumah program "pemerahan" racun di Australia.

Dilansir dari Science Alert, Kamis (01/03/2018), laba-laba ini merupakan yang terbesar dari jenisnya yang diserahkan ke teman reptil tersebut. Saat diserahkan pada Januari 2016 silam, ia mendapat julukan Big Boy.

Laba-laba jenis ini biasanya perlu diperah hingga 70 kali untuk mendapatkan dosis tunggal.

Sementara pihak taman reptil sedang membuat penawarnya, Liz Gabriel yang menjadi kurator di taman tersebut memperingatkan bahwa waktu-waktu seperti sekarang merupakan puncak dari perkembangbiakan laba-laba corong jaring. Mereka akan mudah ditemukan di area seperti binatu, atau tempat lembap lainnya.

Baca juga: Fosil Laba-laba Berekor Ini Bingungkan Peneliti, Kenapa?

"Cuaca yang telah kita lihat selama minggu lalu sangat menarik bagi laba-laba corong jaring," ungkap Gabriel dikutip dari The Sun, Rabu (28/02/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com