Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Kanker Diujicoba untuk Atasi Kehamilan di Luar Rahim

Kompas.com - 01/03/2018, 12:29 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dulu, untuk menangani kasus kehamilan ektopik, pasien diberikan obat kemoterapi berjenis methorexate.

Sayangnya, 75 persen pasien malah harus berujung pada operasi pengangkatan rahim. Selain itu, obat ini hanya bisa dianjurkan bagi pasien yang mengandung pada periode awal.

Dilatari hal tersebut, para peneliti di Rumah Sakit Mercy, Melbourne, mencari opsi obat kanker lainnya. Akhirnya, didapatkan obat bernama vinorelbine.

“Ini berpengaruh besar untuk revolusi pengobatan kehamilan ektopik pada perempuan. Jika percobaan klinis ini berhasil, pastinya akan menggantikan tindakan pembedahan,” ujar Hastie seperti yang dilansir dari ABC pada Senin (26/2/2018).

Pada bulan mendatang di Australia dan Selandia Baru, para peneliti akan menjajal dampak obat ini ke perempuan dengan kasus kehamilan ektopik.

Obat ini disebut 1000 kali lebih ampuh untuk mengatasi kehamilan ektopik. Pasien tidak perlu lagi mendapatkan tindakan pembedahan.

Baca juga : Benarkah Susu Probiotik Bisa Mengurangi Risiko Komplikasi Kehamilan?

Roxanne Hastie, kandidat penerima gelar PhD yang terlibat dalam penelitian mengatakan, percobaan obat vinorelbine telah dilakukan dengan tikus sebagai sampelnya,

Dari studi tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa perempuan dengan kehamilan ektopik tidak harus sampai diambil rahimnya.

Untuk diketahui, kehamilan jenis ini merupakan kondisi di mana janin berkembang di luar rahim.

Embrio yang terus membesar akan mendesak indung telur. Jika tidak ditangani dengan tepat, akan terjadi perdarahan. Apabila rahim terpaksa diangkat karena kelainan kehamilan ini, maka perempuan yang mengalaminya tak bisa lagi mendapatkan keturunan.

“Sekarang mereka tidak perlu berhadapan dengan risiko tersebut. Perempuan-perempuan itu bisa menjalani kehamilan berikutnya, tidak perlu ada tindakan bedah,” imbuhnya.

Diharapkan, obat ini mampu menolong para perempuan dengan kehamilan ektopik yang tinggal di negara berkembang. Apabila uji coba klinis berjalan sukses, obat ini akan tersedia dalam lima hingga tujuh tahun ke depan.

Kesulitan akses kesehatan bukan lagi kendala untuk penanganan kehamilan ektopik. Pasalnya, kehamilan jenis ini cukup ditangani dengan pemberian obat, tidak lagi dengan langkah operasi. Ini akan meningkatkan angka harapan hidup ibu.

Baca juga : Benarkah Pasien Kanker Pantang Makan Daging dan Ikan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com