Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2018, 11:48 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada sebuah wilayah terpencil di Antartika yang terisolasi dari cahaya selama ribuan tahun lamanya. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang ada dibalik perairan yang beku dan gelap itu.

Hingga akhirnya pada Juli tahun 2017, gunung es raksasa memisahkan diri dari lapisan es yang disebut dengan A-68 atau Larsen C. Area yang awalnya tertutup es itu pun menyingkap dasar laut seluas 5.800 kilometer persegi yang selama 120.000 tahun tak pernah menikmati siraman cahaya matahari.

Dan kabar baiknya, kita tak perlu menunggu lebih lama lagi untuk mengetahui ekosistem laut di wilayah tersebut. Pekan ini, tim ilmuwan yang dipimpim oleh British Antarctic Survey (BAS) bertolak kesana untuk menelitinya.

Baca juga : Dunia yang Tersembunyi Terungkap setelah Gunung Es Antartika Pisah

Peneliti memang berlomba untuk sesegera mungkin mengeksplorasi dunia tersembunyi itu. Mereka kuatir paparan sinar matahari akan mengubah ekosistem disana dengan cepat.

"Kami benar-benar tidak tahu apa yang ada dibawahnya karena tertutup lapisan es tebal ratusan meter," kata Katrin Linse, ahli Biologi yang terlibat ekspedisi itu seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (13/2/2018).

"Sangat penting kita sampai di sana dengan cepat sebelum lingkungan bawah laut berubah saat sinar matahari memasuki air dan spesies baru mulai berkoloni," katanya.

Linse dan rekan-rekannya akan berangkat menuju Kepulauan Falkland terlebih dahulu dan selanjutnya bergerak ke titik tujuan.

Perlu diketahui, lokasi dunia tersembunyi itu begitu terpencil. Tapi peneliti tetap mengambil risiko untuk mencapainya.

"Larsen C berada jauh di selatan dan ada banyak es di daearah tersebut. Tapi ekspedisi ini adalah hal yang penting bagi sains. Jadi kami akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik," ujar David Vaughan, direktur BAS.

Jika tiba tepat waktu, bisa jadi peneliti akan melihat bagaimana sebuah ekosistem terbentuk atau berkembang.

Sebelumnya peneliti sudah memiliki hipotesis mengenai kehidupan di bawah lapisan es ini. Mereka menyebut, kemungkinan ada kemiripan dengan ekosistem lautan dalam. Ada fitoplankton dan zooplankton yang menjadi makanan penting.

Kini tinggal selangkah lagi untuk menguji hipotesis mereka.

Baca juga : Dulu Hutan seperti Kalimantan, Mengapa Antartika Kini Jadi Benua Es?

Pada pelayaran selama tiga minggu, para peneliti akan mengumpulkan makhluk hidup yang hidup di dasar laut, seperti mikroba dan plankton, sedimen serta sampel air.

Selain itu mereka juga akan mendokumentasikan bukti mamalia baru atau burung yang mungkin telah berimigrasi ke perairan terbuka.

Meski mengaku sama sekali tak ada gambaran dengan apa yang ada di lokasi, para peneliti antusias dengan ekspedisi ini.

"Kami pergi ke daerah di mana kami tidak tahu apa yang akan kami temukan dan ini adalah hal yang menarik. Tapi kami berharap akan menemukan hal yang luar biasa," papar Linse.

Dan yang pasti perjalanan tersebut merupakan kesempatan langka yang harus segera dimanfaatkan, sebab jendela observasional alami semacam itu terkadang membutuhkan waktu 10.000 tahun untuk terbuka.

Baca juga : Ditemukan, Gua di Antartika yang Hangatnya bagai Sauna  


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com