KOMPAS.com - Suara klakson kendaraan, deru mobil dan motor yang berlalu lalang, sirine kendaraan darurat, hingga suara bising pembangunan adalah hal yang sering kita temui di perkotaan. Rasanya, hal ini lekat dengan kehidupan sehari-hari yang kadang kala membuat stres dan jengkel.
Siapa sangka, suara bising semacam itu ternyata tak hanya berdampak bagi emosi dan psikologis tapi juga kesehatan kita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa suara bising perkotaan yang kita dengar setiap hari meningkatkan risiko penyakit jantung.
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of The American College of Cardiology tersebut menunjukkan bahwa polusi suara memiliki dampak signifikan pada kesehatan kardiovaskular.
Para peneliti dari Jerman dan Denmark, selama bertahun-tahun telah mengamati hubungan antara kebisingan dengan penyakit jantung. Mereka menemukan, orang dan hewan yang terpapar suara keras memiliki tingkat gagal jantung yang lebih tinggi.
Baca juga: Lingkungan Bising Berdampak Stres hingga Tuli
Tak hanya itu, suara keras juga dikaitkan dengan irama jantung tak teratur, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga gula darah yang tinggi.
Para peneliti percaya itu terjadi karena polusi suara menyebabkan lonjakan hormon stres dalam tubuh manusia. Hormon inilah yang tampaknya memiliki efek berbehaya pada arteri jantung dan beberapa bagian tubuh lain.
Meski tak bisa membuktikan bahwa kebisingan menyebabkan penyakit jantung secara langsung, tapi penelitian ini memberi bukti bahwa stres yang disebabkan kebisingan memberi konsekuensi besar bagi kesehatan manusia.
Dr Thomas Munzel, penulis utama penelitian ini dari University Medical Center Mainz Center of Cardiology, menjelaskan bahwa polusi suara harus dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung seperti halnya kolesterol dan obesitas.
"Yang kami tahu adalah jika Anda sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, kebisingan akan memperkuat risiko tersebut," ungkap Munzel dikutip dari ABC News, Senin (05/02/2018).
Mengacu pada Skala Desibel yang dimiliki Badan Kesehatan Dunia (WHO), Munzel menyebut, suara bising adalah suara yang berkekuatan lebih dari 60 desibel.
Suara umum yang berkekuatan 60 desibel di antaranya adalah percakapan kantor (dengan suara keras), suara mesin pencuci, hingga suara bising mesin AC. Sebaliknya, suara klakson mobil berukuran 70 desibel dan suara pesawat lepas landas mencapai 120 desibel.
Baca juga: 4 Lokasi Bising yang Bisa Rusak Pendengaran
Meski begitu, hingga saat ini belum ada konsensus yang jelas mengenai seberapa besar kebisingan yang dianggap berbahaya bagi jantung.
"Kami membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan durasi paparan terhadap suara bising yang berbahaya, tapi kami tahu bahwa risikonya berasal dari bertahun-tahun terpapar, bukan hanya berhari-hari" ujarnya.
Munzel juga menyebut, orang yang menghadapi polusi suara biasanya memiliki gangguan komunikasi di siang hari dan gangguan tidur di malam hari. Dia menjelaskan bahwa mungkin itulah yang meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh.
Seiring waktu, ini dapat membuat tubuh sakit, mulai dari meningkatkan kolesterol, tekanan darah, hingga denyut jantung.
"Jika ini terus berlanjut selama bertahun-tahun, maka Anda memiliki risiko penyakit jantung arteri koroner, stroke, gagal jantung, dan aritmia," ujar Munzel dikutip dari Washington Post, Selasa (06/02/2018).
"Sepuluh tahun lalu, orang mengatakan bahwa kebisingan hanya menganggu, tapi sekarang saya pikir ada banyak bukti kebisingan membuat Anda sakit, dan salah satu penyakit yang menonjol adalah kardiovaskular," kata Munzel lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.