Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krayon Berusia 10.000 Tahun Ditemukan, Seperti Apa?

Kompas.com - 29/01/2018, 19:24 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Mewarnai sepertinya adalah salah satu hal yang dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu kala. Buktinya, baru-baru ini para peneliti menemukan sebuah "krayon" kuno yang diperkirakan berumur lebih dari 10.000 tahun yang lalu.

Sebenarnya, krayon tersebut bukanlah penemuan baru. Krayon berwarna coklat kemerahan itu ditemukan tahun 1980-an, hanya saja benda ini tak pernah dipelajari.

Andy Needham, seorang arkeolog yang mengetahui benda itu tak pernah dipelajari segera mengambil kesempatan berharga ini. Awalnya, ia hanya berharap bisa mengungkap sesuatu tentang apa yang dilakukan nenek moyang kita di daerah penemuan krayon tersebut.

Krayon ini sendiri ditemukan di Inggris. Tepatnya di sebuah situs bernama Star Carr di Scarborough, Yorkshire, di dekat Lake Flixton.

Baca juga: Krayon Pewarna Rambut Tak Dijamin Aman

Daerah tersebut sebeanrnya sudah terkenal dengan artefak dari zaman batu tengaj yang berasal dari tahun 8.000 sebelum masehi hingga 2.700 sebelum masehi. Selain krayon, para arkeolog juga menemukan kerikil beralur di wilayah yang sama pada 2008.

Kedua artefak ini diperkirakan terbuat dari oker, yaitu pigmen tanah liat alami. Kedua artefak ini merupakan penemuan yang signifikan.

Needham pun terkesan dengan ketajaman krayon ini.

"Saya benar-benar kagum dengan betapa kecil dan rumitnya potongan itu. Panjangnya hanya beberapa sentimeter tapi menyimpan bukti yang sangat jelas dari penggunaan orang pada jaman Mesolitik," ujar Needham dikutip dari Newsweek, Jumat (26/01/2018).

"Bisakah Anda bayangkan uniknya memulihkan benda kecil dan halus ini setelah terkubur di tanah selama sekitar 10.000 tahun?" imbuhnya.

Oker sendiri merupakan salah satu bahan yang sering digunakan oleh manusia purba jaman Mesolitik. Beberapa di antara penggunaan oker adalah tabir surya dan penghalau serangga.

Namun bentuk dan tanda kedua oker ini membuat para peneliti berhipotesis bahwa benda tersebut digunakan untuk seni. Dengan beberapa metode, para peneliti dapat melihat beberapa benda pada tingkat yang sangat tinggi.

Baca juga: Unik, Remaja Ini Alergi Berat pada Pewarna Biru

"Alur yang dalam memiliki desain artistik yang jelas pada kerikil tersebut menunjukkan bahwa itu digunakan untuk membuat warna merah," tulis Needham dan koleganya dalam laporan yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science.

"Tepi tajam dengan striasi di berbagai arah mungkin menunjukkann potongan berbentuk memanjang yang digunakan sebagai alat gambar dan pewarnaan, mungkin dengan cara yang mirip pensil kontemporer atau krayon," sambungnya.

Kesimpulan ini juga dikuatkan fakta bahwa wilayah penemuan artefak tersebut dikenal karena keseniannya. Bisa jadi, para manusia purba menggunakan krayon kuno tersbut untuk membuat potongan dekoratif atau bahkan mewarnai kulit hewan.

Untuk selanjutnya, tim ini juga berencana membuat replika potongan oker dan menggunakannya seperti krayon. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasilnya pada tingkat mikroskopik.

Perbandingan tersebut nantinya berguna untuk memastikan dengan tepat bagaimana benda kuno ini digunakan, tutup Needham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com