Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Berikan Anak Anda Mainan Bekas, Ini Sebabnya

Kompas.com - 29/01/2018, 16:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Memberikan mainan bekas kepada saudara atau teman dekat adalah sesuatu yang lazim dilakukan. Tapi siapa sangka, kebiasaan berbagi mainan ini menyimpan sebuah potensi bahaya.

Sebuah penelitian di Inggris menyebut bahwa mainan bekas bisa menimbulkan risiko kesehatan bagi anak-anak. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environment Science and Technology ini menemukan bahwa mainan bekas mengandung materi yang kurang aman.

Temuan ini didapatkan oleh para peneliti dari University of Plymouth, Inggris setelah menganalisis 200 mainan plastik bekas yang ditemukan di rumah, tempat penitipan anak, dan toko amal.

Mereka menemukan adanya unsur-unsur berbahaya yang tinggi, di antaranya adalah barium, timbal, brom, kadmium, kromium, dan selenium. Hal yang mengkhawatirkan adalah, bahan-bahan tersebut banyak ditemukan di mainan menyusun balok, teka-teki bergambar (puzzle), yang semuanya berukuran cukup kecil.

Baca juga: Punya Banyak Mainan Ternyata Tidak Bagus Buat Anak, Ini Penjelasannya

Seperti yang kita tahu, anak kecil suka memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, termasuk mainan yang berukuran kecil. Dengan kata lain, mainan-mainan yang mengandung bahan berbahaya itu sangat mungkin "dikunyah" oleh anak-anak.

Padahal, unsur-unsur kimia yang disebutkan di atas sangat beracun bagi anak-anak. Apalagi jika anak-anak terpapar unsur-unsur tersebut dalam jangka waktu lama, meski hanya terpapar tingkat rendah saja.

Dr Andrew Turner, seorang ahli ilmu lingkungan, menggunakan spektrometri fluoresensi x-ray untuk menganalisis perosentase elemen-lemen tersebut dalam mainan bekas.

"Ini adalah penyelidikan sistematis pertama terhadap unsur-unsur berbahaya pada mainan plastik bekas," ungkap Dr Turner dikutip dari The Independent, Minggu (28/01/2018).

"Mainan bekas adalah pilihan menarik bagi keluarga karena mainan ini dapat diwariskan dari teman atau kerabat atau bisa diperoleh dengan mudah dan murah di toko amal, pasar loak, dan internet," imbuhnya.

Sayangnya, hingga saat ini peraturan tentang daur ulang mainan plastik belum banyak diterapkan oleh negara di berbagai belahan dunia. Untuk itu, Dr Turner menyarankan untuk lebih berhati-hati dengan mainan anak Anda.

"Konsumen harus lebih sadar akan potensi risiko yang terkait dengan mainan plastik berukuran kecil, bisa dikunyah, dan memiliki warna terang atau komponennya," kata Dr Turner.

Baca juga: Magnet Bisa Jadi Mainan Berbahaya untuk Anak, Kasus Ini Buktinya

"Tanpa itu, harga yang menarik, kemudahan, dan penggunaan ulang mainan bekas berpotensi menciptakan warisan kontaminasi kimia bagi anak-anak yang lebih muda," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com