Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emosi Ternyata Memengaruhi Cara Berpelukan, Kok Bisa?

Kompas.com - 28/01/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com — Sudah banyak diketahui keadaan emosi seseorang memengaruhi bahasa tubuh seseorang. Misalnya saja saat Anda gugup, Anda akan menggoyangkan kaki atau melakukan gerakan tangan.

Namun, siapa sangka, perasaan juga memengaruhi cara seseorang berpelukan. Menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Psychological Research, ternyata kita dapat memilih untuk berpelukan dengan cara tertentu, bergantung pada keadaan emosi kita.

Temuan ini didapatkan setelah para peneliti mengamati leih dari 2.000 pelukan yang terjadi di berbagai terminal internasional bandara di Jerman.

Mereka menemukan bahwa pelukan dari sisi kanan, yang berarti lengan kanan Anda pertama-tama menyentuh lengan kiri lawan pelukan Anda, lebih banyak dilakukan. Tapi dalam situasi yang lebih emosional, hal ini berubah.

Baca juga: Manfaat Pelukan Suami Ketika Istri Hamil hingga Melahirkan

"Hasil kami konsisten di dua penelitian, dan menunjukkan bahwa pelukan dari sisi kiri dilakukan dalam kondisi emosional," ungkap Julian Packheiser, co-author penelitian ini dikutip dari Newsweek, Jumat (26/01/2018).

"Meski begitu, kita mengubah cara berpelukan dalam situasi emosional, terlepas dari konteks emosi itu sendiri, baik positif atau negatif," imbuh mahasiswa PhD di Ruhr-University Bochum, Jerman itu.

Temuan Packheiser ini sejalan dengan hipotesis belahan otak kakan yang menyebut bahwa emosi positif dan negatif keduanya diproses di dalam belahan otak kanan. Padahal, sudah jamak diketahui bahwa bagian otak kanan merupakan pengendali tubuh bagian kiri.

Dengan kata lain, saat belahan otak kanan aktif, secara otomatis, tubuh bagian kiri yang akan bergerak.

Sayangnya, temuan ini masih mempunyai banyak keterbatasan. Salah satunya, asumsi terbesar dari peneliti yang menyimpulkan bahwa emosi saat akan melakukan penerbangan merupakan emosi negatif, sedangkan saat kedatangan merupakan emosi positif.

"Saya pribadi tidak setuju dengan hasil penemuan ini," ujar Lillian Glass, pakar bahasa tubuh dan komunikasi.

"Bila Anda memeluk seseorang, ada banyak emosi yang terlibat. Selain itu, kebanyakan orang secara statistik tidak kidal,jadi Anda akan selalu memeluk dengan tangan kanan," imbuhnya.

Baca juga: Pelukan Ayah Buat Anak Lebih Mandiri

Di samping itu, penelitian ini juga dilakukan di terminal internasional Jerman. Ini menunjukkan bahwa hasilnya hanya mengambarkan populasi Jerman saja.

Menyadari kekurangan dalam penelitiannya, Packheiser berencana untuk melakukan penelitian lanjutan yang menganalisis aktivitas listrik di otak selama berpelukan. Hal ini diharapkan bisa memberitahu mereka apa yang benar-benar di rasakan seseorang, daripada membuat asumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com