Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Membuat Gempa Banten Bisa Mencapai Magnitudo 6,1?

Kompas.com - 24/01/2018, 20:31 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –- Indonesia menjadi “supermarket” bencana karena tingginya potensi bencana yang dapat terjadi. Negara kepulauan ini dilalui oleh pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Kemarin, Selasa (23/1/2018), gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo terjadi pada pukul 13.53 WIB. Guncangannya dirasakan di sejumlah tempat seperti Provinsi DKI Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, Lampung, dan Bantul.

Gempa tektonik itu terjadi di laut, yakni 67 kilometer arah barat daya Kota Bojong Haur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, atau pada 7,23 Lintang Selatan dan 105,9 Bujur Timur.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa dipicu oleh patahan dalam lempeng oseanik Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia.

Baca juga : Gempa Susulan Banten Sudah 46 Kali, Salah Satunya Bermagnitudo 5,1

“Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Pulau Jawa dengan kecepatan 6-7 centimeter per tahun. Zona gempa selatan Jawa sangat aktif sehingga pesisir selatan jawa sangat rawan gempa dan tsunami,” kata Daryono melalui pesan singkat, Rabu (24/1/2018).

Kedalaman bidang kontak antar lempeng di zona episenter atau permukaan bumi yang berada pada pusat gempa berada di kedalaman sekitar 40 meter. Sementara itu hiposenter gempa, titik pusat gempa di dalam bumi berada di kedalaman 61 kilometer yang menjadi slab lempeng Indo-Australia.

Fenomena lainnya, kata Daryono, adalah gempa terjadi di dalam slab lempeng sehingga memiliki guncangan yang sangat kuat. Karakteristik ini berbeda dengan gempa yang terjadi antar lempeng atau interplat.

Gempa tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa dengan hiposenter menengah, yakni 60-300 kilometer. Maka, jangan heran bila guncangannya bisa dirasakan hingga daerah yang jauh dari hiposenter.

“Hingga pagi ini, aktivitas gempa susulan sudah mencapai lebih dari 45 kali dengan tren kekuatan yang terus mengecil. Patut disyukuri bahwa kondisi akan semakin stabil dan aman,” ucap Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau