KOMPAS.com -- Dunia anak adalah dunia bermain. Namun, tahukah Anda bahwa terlalu banyak mainan ternyata juga tidak baik bagi anak?
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa anak yang memiliki banyak mainan justru membuat tidak fokus dan tidak menikmati waktu bermainnya.
Para peneliti dari University of Toledo di Ohio, Amerika Serikat, merekrut 36 balita. Kemudian, para balita tersebut diundang masuk ke ruang bermain selama satu setengah jam dengan masing-masing memiliki 4 atau 16 mainan.
Mereka menemukan bahwa anak-anak kecil tersebut lebih kreatif ketika hanya memiliki sedikit mainan. Kelompok ini juga bermain dengan anak lain dua kali lebih lama, memikirkan lebih banyak kegunaan dari setiap mainan, dan memperpanjang serta memperluas permainan mereka.
Baca juga: Magnet Bisa Jadi Mainan Berbahaya untuk Anak, Kasus Ini Buktinya
Oleh karena itu, para peneliti pun menyarankan kepada para orang tua, sekolah, dan pengasuh untuk menjauhkan sebagian besar mainan anak-anak, serta memberi mereka lebih sedikit mainan. Ini dimaksudkan agar anak-anak menjadi lebih kreatif dan memiliki rentang fokus yang lebih baik.
"Penelitian ini berusaha menentukan apakah jumlah mainan di lingkungan balita mempengaruhi kualitas bermain mereka," kata Dr Carly Dauch, penulis utama temuan ini dikutip dari The Telegraph, Selasa (5/12/2017).
"Semakin banyak peristiwa permainan dalam kondisi 16 mainan tampaknya mengganggu durasi dan kualitas bermain. Keberadaan mainan lain yang ada mungkin telah menciptakan sumber gangguan eksternal," sambungnya.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Infant Behavior and Development tersebut menyebutkan bahwa selama masa perkembangan, balita belum sepenuhnya menguasai dan mengontrol perhatian atau konsentrasi.
Perhatian dan permainan mereka mungkin terganggu oleh faktor-faktor di lingkungan mereka yang menimbulkan gangguan.
"Bila diberi mainan lebih sedikit, balita terlibat dalam permainan yang lebih lama dengan satu mainan, yang memungkinkan fokus mereka menjadi lebih baik untuk mengeksplorasi dan lebih kreatif," tulis laporan tersebut.
Baca juga: Kenapa Mainan Anak Berwarna Kuning dan Seragam Satpam Biru Tua?
Penelitian sebelumnya di Jerman pada 1990-an juga menyampaikan hal yang sama. Penelitian ini fokus pada anak-anak yang mainannya diambil selama 3 bulan.
Setelah tidak mendapat mainan selama beberapa minggu, anak-anak dapat menyesuaikan diri dan menjadi jauh lebih kreatif dan bersosialisasi. Temuan ini kemudian dibukukan dengan judul The Nursery Free Toy.
Dalam buku tersebut, para peneliti menjelaskan bahwa mainan yang lebih sedikit membantu anak-anak mengembangkan kreativitas dan fokus. Mereka juga lebih belajar untuk merawat barang-barangnya.
"Bila anak-anak memiliki terlalu banyak mainan, mereka tentu saja akan kurang memperhatikannya. Mereka tidak akan belajar menghargai jika selalu ada pengganti yang siap di tangan," tulis buku tersebut.
"Mainan yang lebih sedikit membuat anak menjadi cukup akal memecahkan masalah hanya dengan bahan yang ada. Dan akal merupakan pemberian yang tak terbatas," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.