Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penemuan Pertama dari Teleskop Terbesar di Dunia

Kompas.com - 17/10/2017, 16:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Teleskop raksasa milik China yang bernama Teleskop Sferikal Apertur lima ratus meter (FAST) atau Tianyan akhirnya mengumumkan penemuan pertamanya.

Para astronom yang menggunakan FAST mendeteksi keberadaan dua bintang, PSR J1859-01 dan PSR J1931-01, pada 22 dan 25 Agustus 2017. Penemuan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh teleskop Parkes di Australia pada 10 September 2017.

Kedua bintang yang juga disebut FP1 dan FP2 adalah bintang berputar yang dikelilingi oleh medan magnet. Medan ini mengarahkan radiasi elektromagnetic menjadi cahaya yang mewarnai setiap lingkaran dalam rotasi. Bila dilihat dari bumi, kedua bintang tampak berdenyut (pulsing) sehingga disebut pulsar.

(Baca juga: Terlalu Canggih, Teleskop Raksasa Pemburu Alien Kini Telantar)

Wakil ketua insinyur FAST, Li Di, mengatakan, FP1 adalah pulsar dengan periode rotasi 1,83 detik dan estimasi jarak 16.000 tahun cahaya, sedangkan FP2 adalah pulsar dengan periode rotasi 0,59 detik dan estimasi jarak 4.100 tahun cahaya.

Baik FP1 dan FP2 memang tidak menonjol secara jarak, kecepatan, maupun ukuran; tetapi mereka adalah temuan pertama bagi teleskop radio terbesar di dunia.

Selain itu, penemuan ini juga membuktikan kemampuan FAST sebagai teleskop paling sensitif di dunia.

Dengan piring berukuran 500 meter, FAST memiliki 4.450 panel yang memberinya area cakupan seluas 196.000 meter persegi, lebih dari dua kali area cakupan teleskop Arecibo di Puerto Rico. Piringnya yang lebih luas mampu mengumpulkan lebih banyak gelombang radio dan bisa mendeteksi sinyal yang lebih lemah.

Kemampuan tersebut sangat cocok untuk digunakan mencari pulsar yang walaupun jumlahnya sangat banyak, tetapi mayoritas memiliki gelombang radio yang lemah atau terhalang oleh obyek antariksa lain.

“Kedua pulsar yang baru ditemukan adalah simbol dari era baru penemuan sistematik oleh teleskop radio China,” kata Yan Jun, ketua National Astronomical Observatories of China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com