Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Studi Baru, Wanita Lebih Dermawan daripada Pria

Kompas.com - 11/10/2017, 17:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Di antara pria dan wanita, siapa yang lebih dermawan? Jawabannya mungkin bisa dilacak dari bahan biokomia di dalam otak yang akan memengaruhi perilaku antar jender.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Human Behavior pada Senin (9/10/2017), Alexander Soutschek dan koleganya dari Universitas Zurich berusaha menjawab pertanyaan tersebut.

Mereka menggunakan 55 peserta, 27 wanita dan 28 pria, yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Untuk menjelaskan seberapa dermawan seseorang, Soutschek menggunakan penghambat dopamin yang disebut amisulpride atau obat tanpa kandungan (plasebo).

Dopamin sendiri adalah neurotransmiter yang melakukan banyak tugas berbeda di otak, salah satunya mengomunikasikan kesenangan dan penghargaan. Jika Anda merasa senang saat mendapat pujian atau pencapaian tertentu, sebagiannya dimediasi oleh dopamin.

Pada awalnya, para peserta diberi pilihan: mendapatkan sejumlah franc Swiss atau hadiah kecil yang dibagikan dengan seorang teman, bahkan orang asing. Kedua, sebagai pertanyaan kontrol, mereka ditawari hadiah kecil pada saat itu atau hadiah besar jika mau menunggu 90 hari ke depan.

Setelah dievaluasi, pil yang diberikan kepada peserta kemudian ditukar dan mereka diuji kembali.

Saat diberi plasebo, ternyata 51persen wanita memilih untuk berbagi, sedangkan pria yang melakukan hal serupa sebesar 40 persen.

Dengan amisulpride, presentase wanita yang memilih untuk berbagi turun menjadi 45 persen, sedangkan pria menjadi lebih sosial, yakni 44 persen memilih berbagi.

Untuk semakin menguatkan hasil penemuan ini, para peneliti kemudian melakukan studi kedua dengan melihat data rekaman otak dari 40 pria dan wanita ketika memutuskan untuk membagi uang mereka.

Para peneliti lagi-lagi menemukan bahwa ketika memutuskan untuk berbagi, aktivitas pada bagian otak yang beroperasi menggunakan dopamin lebih aktif pada wanita daripada pria.

Berdasarkan kedua hasil tersebut, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa sistem imbalan berbasis dopamin pada otak mengarah pada perilaku berbagi pada wanita dan perilaku yang lebih egois pada pria.

Namun, alasan lebih jauh, seperti apakah perilaku ini disebabkan oleh perbedaan kromosom atau akibat pengkondisian sosial, belum dapat disimpulkan.

Kecilnya ukuran sampel juga menjadi penghambat untuk mendapatkan informasi lebih jauh.

Ahli saraf kognitif Gina Rippon dari Universitas Aston mengatakan kepada Nicola Davis di The Guardian, data dikumpulkan dari dua kelompok peserta yang berbeda dengan tugas yang sedikit berbeda. Hal tersebut memberi ruang pada kesalahan penelitian.

Meski demikian, percobaan Soutschek berguna untuk mempelajari neurokimia di balik perilaku antisosial atau prosisial. Dengan begitu, pemahaman antara interaksi genetika, budaya, dan anatomi bisa menjadi lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com