Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Menalar "Crop Circle", Bisakah Manusia Membuatnya?

Kompas.com - 20/09/2017, 21:50 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com -– Lingkaran tanaman atau crop circle di ladang pertanian di Sharq El Owainait, barat daya Mesir kembali diabadikan dalam foto yang diambil dari International Space Station (ISS). Pola aneh tersebut terbuat dari gandum dan chamomile.

Sejumlah orang menganggap crop circle sebagai hasil karya alien, tetapi benarkah demikian? Bisakah manusia membuatnya dengan teknologi yang kita miliki sekarang?

Hasil penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Environmental Science and Toxicology pada 2013 menyebutkan bahwa ladang itu berhasil tumbuh berkat genangan air purba di bawah pasir yang disebut Sistem Akifer Batu Pasir Nubia. Genangannya terbentang seluas 2,2 juta kilometer persegi dan mencakup wilayah Mesir, Chad, Libia, dan Sudan.

(Baca juga: Video Viral Ungkap Penemuan Alien dan Inilah Komentar Para Ilmuwan)

Lalu, menurut penelitian yang dipublikasi di Quanternary Research pada 2014, genangan air purba tersebut diisi ulang secara berkala pada periode glasial. Terakhir, pengisian terjadi sekitar 11.700 tahun yang lalu.

Untuk membuat motif yang unik tersebut, air purba perlu ditarik ke permukaan dan disiramkan ke tanaman melalui pipa yang berputar perlahan. Proses ini disebut dengan irigasi pivot pusat.

Akan tetapi, jika crop circle merupakan ulah manusia, rotasi penyiraman dengan desain geometris yang rumit sulit terjadi. Oleh karena itu, Direktur Institut Ilmu Material di University of Oregon, Richard Taylor, mencoba memberikan penjelasan lainnya.

(Baca juga: Sebuah Sinyal Beri Petunjuk soal Bulan Alien Pertama di Alam Semesta)

Kepada majalah Physics World, Taylor mengatakan, pola rumit crop circle bisa dibuat dengan perangkat GPS yang terprogram. Garis lurus juga dapat dibuat dengan laser dari satu titik ke titik.

Taylor pun menyelidiki bagaimana manusia dapat menggunakan gelombang mikro untuk membuat pola pada crop circle. Sebab, penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tanaman di area crop circle terpapar radiasi gelombang mikro.

Kepada Popular Science, Taylor menjelaskan, jika terpapar gelombang mikro, sambungan batang tanaman mengembang, tetapi tidak pecah. Hasilnya adalah tanaman yang merebah dengan keadaan tangkai seperti yang ditemukan di banyak lingkaran tanaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com