MAKASSAR, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir secara resmi membuka Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2017 di Center Point of Indonesia, Makassar, Kamis (10/8/2017). Pembukaan tersebut ditandai dengan peluncuran roket air.
Hakteknas merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Hakteknas dianggap sebagai tonggak sejarah kebangkitan teknologi di Indonesia, yang diawali dengan penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.
Dikutip dari situs resmi ristekdikti.go.id, Puncak peringatan Hakteknas ke-22 kali ini di Kota Makassar disebut istimewa karena sejak mulai diperingati tahun 1995, ini pertama kalinya diselenggarakan di luar Pulau Jawa.
Hadir dalam acara Puncak Peringatan Hakteknas 2017 Presiden RI Ketiga BJ Habibie, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Anggota DPR RI, Anggota DPD RI, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur undangan, Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian, Duta Besar Negara Sahabat, Pimpinan Perguruan Tinggi, petani, nelayan dan lebih kurang 2500 tamu undangan lainnya.
Puncak Peringatan Hakteknas 2017 ditandai dengan penekanan sirine secara bersama dan Peluncuran Roket Air dari Kapal Phinisi oleh Wapres Jusuf Kalla. “Hari ini kita hadir di Hakteknas bukan hanya untuk merayakan, namun juga untuk menjaga terus semangat berinovasi,” kata Kalla.
Kalla mengatakan bahwa untuk menjadi negara maju dibutuhkan tiga hal yakni semangat, ilmu pengetahuan dan teknologi dan kedamaian. “ Kedamaian sangat penting. Banyak negara kaya sumber daya alam hancur, jika tidak ada kedamaian,” kata Kalla.
Menurut Kalla, teknologi sangat penting untuk memberi nilai tambah. Negara-negara maju biasanya menguasai teknologi. “Teknologi memberi nilai tambah. Nilai tambah membawa kemakmuran. Teknologi ada karena adanya riset, “ katanya.
Teknologi merupakan satu-satunya cara suatu bangsa untuk bertahan dari segala masalah. Wapres Jusuf Kalla mengatakan fungsi lembaga universitas dan penelitian sangat dibutuhkan untuk memajukan teknologi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Apa gunanya kita punya banyak universitas dan lembaga penelitian jika kita terus berselisih soal teknologi. Ayolah para insinyur untuk bangkit demi memajukan bangsa kita, ” pesan Jusuf Kalla.
Menristekdikti dalam laporannya mengatakan tema Hakteknas ke-22 tahun 2017, adalah “Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan,” dengan sub tema: “Peran Sumberdaya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia.”
“Pemilihan tema ini adalah upaya mendorong terwujudnya visi Pembangunan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden RI dan merupakan cita-cita besar terhadap penegakan kedaulatan ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI,” jelas Nasir.
Pemilihan Kota Makassar sebagai puncak Hakteknas karena Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Pelabuhan Makassar adalah pintu gerbang pelayaran terpadat di Indonesia Timur, memiliki pelabuhan perikanan rakyat terbesar dan dinamika pembangunan pesisir yang tinggi.
Hakteknas ke-22 diselenggarakan sebagai wujud apresiasi atas keberhasilan dan prestasi anak bangsa yang membanggakan di bidang iptek dengan lahirnya berbagai produk inovasi teknologi yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Di sekitar arena puncak acara akan dipamerkan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri, antara lain: Kapal Plat Datar, Panser Anoa Amphibous, Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS–B), Mini ATC, Radar Cuaca, Padi varietas unggul dengan teknologi IPAT-BO, budidaya dan pengolahan rumput laut, BTS-4G, Smart Card, Stem Cell, NPC Strip (pendeteksi dini kanker nasofaring), EKG (Elektrokardiogram-perekam aktivitas kelistrikan jantung), PUNA (Pesawat Udara Nir Awak – BPPT), Coastal Radar Surveillance System), Simulator Pesawat N-219, dan benda pamer lainnya.
Menko Puan Maharani mengatakan masih banyak hasil inovasi anak negeri yang harus disinergikan dan dikolaborasikan dengan pemerintah (kementerian). Jangan sampai inovasi anak Indonesia tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.