Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keampuhan Pemetaan "Drone" Alap-alap Diujicoba di Jalur Kereta Cepat

Kompas.com - 15/07/2017, 21:27 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Delapan tahun setelah pengembangan, drone Alap-alap karya perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi kini semakin dekat ke fase produksi massal.

Sabtu (15/7/2017), pesawat tanpa awak itu diujicoba untuk memetakan wilayah yang dicalonkan sebagai lintasan kereta cepat Jawa.

Pukul 08.00 WIB hari ini, Alap-alap lepas landas dari Bandara Cakra Buana di Cirebon dengan mengusung kamera go-pro untuk menyurvei lintasan kereta sekitar Cirebon.

Pemetaan pertama berlangsung sekitar dua jam. Pesawat tanpa awak berbobot 30 kg itu kembali mendarat di bandara yang sama sekitar pukul 10.30 WIB.

Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, Alap-alap lepas landas lagi, bergerak ke arah kota Tegal. Tahap kedua juga berlangsung selama 2 jam.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto, kepada wartawan mengatakan, "di sini kita mau menguji seberapa jauh kemampuan mapping Alap-alap."

Pemetaan lintasan kereta cepat sepanjang jalur Cirebon - Tegal itu akan berlangsung selama dua hari.

Saat ini, Alap-alap dinilai sudah bisa terbang dengan stabil. Pesawat tanpa awak itu bisa melaju dengan kecepatan hingga 100 km/jam selama 7 jam.

Secara teoretis, pesawat sudah bisa memetakan wilayah yang cukup luas. Namun, kemampuan itu masih perlu diuji lagi.

Hasil pemetaan Alap-alap nantinya akan dibandingkan dengan pemetaan LIDAR (Light Detection and Ranging) yang dilakukan dengan pesawar berawak.

"Kalau nanti ternyata bisa memetakan dengan baik, maka ke depan Alap-alap bisa menggantikan LIDAR. Kita bisa pasang instrumen ultra LIDAR yang lebih ringan," kata perekayasa BPPT Wahyu Pandu.

Unggul menjelaskan, pemetaan lintasan kereta cepat berfungsi sebagai dasar pengembangan jalur kereta pada masa depan.

"Ada 2 opsi pengembangan kereta cepat, menggunakan jalur yang sekarant ada dan mengembangkan jalur baru. Jadi kita harus lihat wilayahnya. Kepadatannya bagaimana," katanya.

"Jalur baru punya risiko sosial lebih kecil sebenarnya. Ditambah lagi kalau nanti kereta makin banyak, sulit kalau hanya menggunakan jalur yang ada sekarang," imbuhnya.

Terkait Alap-alap, Wahyu mengatakan, pesawat tanpa awak itu digadang sebagai alat surveillance dan mapping. Drone bisa digunakan untuk pemantauan hotspot di kawasan hutan, kawasan yang terdampak bencana, dan tujuan militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau