Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Sileri Pernah Jadi Sumber Tragedi, Renggut 117 Nyawa pada 1944

Kompas.com - 03/07/2017, 19:00 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com - Kawah Sileri di kompleks obyek wisata Dieng,  Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara, menyemburkan lumpur setinggi 200 meter pada Minggu (2/7/2017) pukul 11.54 WIB.

Sebanyak 20 orang pengunjung mengalami luka-luka karena terjatuh saat melarikan diri. Mereka panik karena berada dalam jangkauan letusan.

Merunut ke belakang, letusan Sileri kali ini sebenarnya bukan pertama. Tahun 2017 saja, letusan telah terjadi pada 30 April dan 24 Mei. 

“Tanggal 30 April skalanya kecil, ada lumpur yang keluar. 24 Mei skala kecil, hanya gas dan tidak disertai material,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Jawan Surip, saat dihubungi Senin (3/7/2017).

Sebelum tahun 2017, kawah Sileri juga pernah menyemburkan lumpur. Tahun 2003 dan 2009 misalnya, letusan freatik terjadi tanpa memakan korban jiwa.

Tragedi akibat letusan freatik di Seleri terjadi pada 1944. Sebanyak 117 orang meninggal dunia. "Mereka kena letusan bukan karena terpeleset panik,” ucap Surip.

Setelah itu, pada tahun 1964 letusan freatik kawah Sileri kembali memakan korban. Sebanyak 114 orang meninggal dunia akibat terkena dampak letusan.

Kasus letusan dan tragedi yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran.

Terhadap letusan yang baru saja terjadi, Surip mengimbau kepada masyarak agar tetap tenang dan tidak termakan informasi yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, kawasan wisata Dieng masih aman untuk dikunjungi.

“Jangan terpancing isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Untuk kawasan wisata Dieng, selain Sileri masih aman. Sileri radius 100 meter dari kawan tidak boleh dihampiri,” ujar Surip.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com