Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Alasan Manusia Berevolusi untuk Punya Otak yang Besar

Kompas.com - 23/06/2017, 17:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com -- Sejarah telah membuktikan bahwa perkembangan evolusi manusia juga diikuti dengan peningkatan volume otak. Namun, ternyata hal itu juga beriringan dengan jumlah anggota yang dimiliki dalam satu kelompok. Semakin cerdas manusia, semakin banyak juga teman yang dimiliki di dalam komunitasnya.

Dalam buku terbarunya The Cradle of Humanity yang terbit pada Januari 2017 lalu, Mark Maslin menyebutkan bahwa Homo sapiens memiliki volume otak yang lebih besar daripada hominin lainnya dan rata-rata hidup dalam kelompok berisi 150 orang.

(Baca juga: Inilah yang Terjadi pada Otak Saat Anda Tidur)

Jumlah tersebut, dikombinasikan dengan volume otak yang lebih besar, membantu manusia untuk bertahan hidup dengan meningkatkan diversifikasi produksi dan pembagian makanan.

Otak sosial manusia juga memungkinkan spesialisasi kemampuan sehingga manusia dapat berkonsentrasi dalam membantu persalinan, membuat peralatan, mengatur kebakaran, berburu atau mengalokasikan sumber daya,” kata Maslin seperti yang dikutip dari The Conversation 20 Juni 2017.

Lalu, berbeda dengan mamalia lainnya seperti simpanse, otak manusia juga lebih fleksibel dalam perkembanganya.

Bukti genetik terbaru yang dipulikasikan dalam Proceeding of the National Academy of Science of the United States of America menunjukkan bahwa otak manusia modern lebih mudah dibentuk oleh lingkungan sekitarnya daripada simpanse.

Bila anatomi otak simpanse dikontrol dengan kuat melalui gen, maka otak manusia modern secara ekstrim dibentuk oleh lingkungannya tanpa memedulikan genetikanya.

(Baca juga: Inilah Jenis Olahraga Terbaik untuk Otak Anda)

Maslin mengatakan, otak manusia telah diprogram untuk menjadi sangat fleksibel; pengaturan korteks serebralnya juga dapat disesuaikan dengan lingkungan dan masyarakat tempat manusia tersebut tumbuh. Dengan demikian, otak setiap generasi baru dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan sosial tanpa membutuhkan evolusi fisik.

“Hal ini mungkin juga menjelaskan mengapa kita selalu mengeluh bahwa kita tidak dapat mengerti generasi berikutnya karena cara pikir mereka yang berbeda. Hal ini karena mereka tumbuh di lingkungan fisik dan sosial yang berbeda juga,” kata Maslin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com