Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindai Genggam Deteksi Kanker Payudara Lebih Efektif

Kompas.com - 06/06/2017, 20:23 WIB

KOMPAS.com - Penemuan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi operasi kanker payudara kini selangkah lebih dekat untuk diluncurkan ke pasar global setelah mendapat pendanaan untuk uji coba medis.

Sekitar seperempat pasien kanker payudara saat ini membutuhkan dua putaran operasi karena para ahli bedah, yang sebagian besar bekerja dengan sentuhan, tak bisa mendeteksi tumor mikroskopik selama operasi pertama.

Sebuah alat pemindai genggam yang dikembangkan oleh insinyur biomedis di Universitas Australia Barat akan bisa mengidentifikasi tumor tersebut secara aktual selama operasi pertama.

"Saat ini, para ahli bedah mengandalkan alat yang cukup primitif," kata peneliti utama, Brendan Kennedy.

"Dalam banyak kasus, para ahli bedah menggunakan jari mereka atau hanya penglihatan mereka untuk mencoba dan menentukan apakah mereka telah menemukan semua jaringan kanker,” jelasnya.

Ia menambahkan, "Jika berhasil, (alat baru) ini akan mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan operasi lanjutan."

Tim penelitian ini telah mendapatkan dana hingga $ 6 juta (atau setara Rp 60 miliar) dari Dana Komersialisasi Riset Medis untuk membayar uji klinis dan memfasilitasi persetujuan peraturan.

Ahli bedah kanker payudara, Profesor Christobel Saunders, mengatakan bahwa tes laboratorium dari alat pemindai genggam ini telah memberi kabar gembira.

"Terkadang sangat menarik, Anda bisa melihat dengan jelas potongan tumor yang tak mungkin Anda lihat pada jenis tes lainnya," sebutnya.

Ia mengatakan, alat itu juga bisa membantu mengurangi biaya kesehatan.

Dana Komersialisasi Riset Medis adalah kolaborasi antara lembaga pensiunan dan lembaga penelitian medis besar serta pemerintah negara bagian dan federal.

Kolaborasi ini menyediakan dana untuk membantu mengkomersilkan penemuan biomedis tahap awal.

Para peneliti berharap, perangkat ini akan siap uji klinis, yang melibatkan ratusan pasien, dalam waktu dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com