Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Huruf Punya Efek yang Luar Biasa bagi Otak

Kompas.com - 05/06/2017, 21:02 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com -- Jaringan otak manusia ternyata dapat diperbaharui dan ditingkatkan dengan cara yang mudah, yaitu belajar membaca dan menulis. Efek baik dari ilmu ini bahkan mencapai bagian otak yang biasanya tidak diasosiasikan dengan proses membaca dan menulis.

Michael Skeide dari Max Planck Institute for Human Cognitive and Brains Sciences di Leipzig, Jerman, dan koleganya mengungkapkan hal ini setelah meneliti efek penemuan budaya, yaitu huruf, pada otak yang tidak pernah menulis dan membaca.

Seide dan koleganya merekrut 30 orang dewasa yang rata-rata berusia 31 tahun dari dua desa di dekat Kota Lucknow, India Utara. Dari jumlah tersebut, 21 orang diajarkan untuk membaca dan menulis dengan aksara Devanagari yang umum digunakan dalam bahasa Hindi dan India selama 6 bulan. Sementara itu, sembilan orang lainnya tidak diajarkan apapun.

(Baca juga: Ilmuwan Ungkap Cara Otak Menghafal Wajah)

Otak para relawan juga dipindai sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Hasilnya cukup menakjubkan. Otak para relawan menunjukkan adanya perubahan signifikan setelah belajar menulis dan membaca. Peningkatan ini terjadi pada bagian korteks serebri atau lapisan terluar otak yang terlibat dalam pembelajaran.

Selain itu, peningkatan aktivitas otak juga terjadi di bagian batang otak dan thalamus. Padahal, kedua area otak ini sebenarnya tidak digunakan untuk membaca dan menulis, melainkan untuk mengoordinasi informasi, gerakan tubuh, dan atensi.

Setelah belajar membaca, kedua area tersebut menjadi lebih aktif. Batang otak dan thalamus juga menunjukkan koneksi yang lebih kuat dengan bagian otak lainnya yang merespons penglihatan. Perubahan ini terlihat paling dramatis pada orang-orang yang memiliki kemampuan membaca lebih baik.

Falk Huettig dari the Max Planck Institute for Psycholinguistics di Nijmegen, Belanda, yang turut menulis studi ini berharap agar temuan mereka dapat digunakan untuk membantu menjelaskan disleksia. Orang-orang dengan kondisi tersebut telah ditemukan memiliki struktur dan fungsi thalamus yang berbeda dari biasanya. Akibatnya, mereka menjadi kesulitan membaca.

Huettig mengatakan, jika jaringan otak pada thalamus dapat diubah dengan kursus literasi intensif, maka pada perbedaan pada pengidap disleksia kemungkinan terjadi karena kurangnya pengalaman membaca. Namun, lanjut dia, penyebab utama disleksia mungkin ada di area lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com