Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2017, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Bagi kebanyakan orang, buah dalam bentuk apa pun tetaplah buah. Namun, tidak demikian dengan pakar gizi dokter Samuel Oetoro, SpGK.

Diwawancarai oleh Kompas.com via telepon pada hari Selasa (30/5/2017), dokter Samuel menuturkan secara spesifik cara memakan buah pada saat sahur dan berbuka.

Menurut dia, buah harus dimakan secara utuh atau diblender pada saat sahur. “Bukan jus karena kalau jus itu hanya cairan sari buah saja. Jadi, buahnya (saat sahur) itu harus diblender atau masih utuh,” ucapnya.

Hal ini karena jus membuang serat buah dan membuat penyerapan gula menjadi lebih cepat. Dengan diblender atau dimakan secara utuh, kadar gula pada darah juga akan bertahan lebih lama dan orang yang mengonsumsi buah tersebut juga tidak cepat lemas.

Sementara itu, ketika berbuka, buah sebaiknya dijus atau diambil sarinya saja pada saat dikonsumsi sebagai takjil.

Sebab, setelah 14 jam tidak makan dan minum, kadar gula orang yang berpuasa pasti telah mengalami penurunan. Dengan hanya sarinya saja, penyerapan gula akan lebih cepat dan tubuh akan segera pulih dari rasa lemas menjadi lebih siap untuk melakukan shalat maghrib.

“Jadi manisnya dari gula buah tetapi tidak ada seratnya karena dijus,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com