Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ratusan Anggrek di Kebun Raya Bogor, Ini yang Paling Istimewa

Kompas.com - 17/05/2017, 08:11 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Pada tanggal 18 Mei 2017 mendatang, Kebun Raya Bogor akan genap berusia 200 tahun dan untuk merayakan ulang tahunnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan meluncurkan perangko seri khusus kekayaan Anggrek Indonesia melalui Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Bogor memang dikenal dengan koleksi anggreknya. Dr Irawati, peneliti di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor berkata bahwa sekitar 425 dari 5000 spesimen yang dikoleksi oleh Kebun Raya Bogor adalah anggrek.

“Koleksi spesies atau jenis anggrek di Kebun Raya Bogor sekarang 425. Berubah-ubah sedikit karena ada yang mati dan bertambah yang baru hasil eksplorasi,” ujarnya kepada Kompas.com melalui pesan singkat yang diterima Selasa (16/5/2017).

(Baca juga: Faktanya, Bukan Raffles yang Pertama Menemukan Bunga Rafflesia)

Lalu, walaupun masing-masing memiliki keunikannya sendiri, ada beberapa jenis yang menjadi kebanggaan Kebun Raya Bogor.

Anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum), misalnya. Tanaman tersebut terdaftar dalam Guinness Book of World Records sebagai anggrek tertinggi di dunia karena bisa mencapai tinggi 7,62 meter.

Selain itu, anggrek lain yang menjadi andalan Kebun Raya Bogor adalah koleksi anggrek ekor tikus (Paraphalaenopsis) yang lengkap terdiri dari empat jenis.

Menurut Dr Irawati, anggrek tersebut telah langka di lapangan dan mungkin sudah punah. Oleh karena itu, anggrek ekor tikus pun termasuk dalam anggrek prioritas untuk dikonservasi.

“Kebun raya dari dulu konsisten mengkonservasi anggrek-anggrek asal Indonesia, baik yang bunganya menarik atau pun tidak, dan belakangan memperbanyak jenis-jenis terpilihnya,” tulis Dr Irawati.

(Baca juga: Seberapa Besar Nilai Ekonomi Kebun Raya Bogor?)

Ketika ditanya mengenai pengembalian anggrek ke habitat aslinya untuk mencegah kepunahan, Dr Irawati berkata bahwa program pengembalian anggrek ke habitatnya baru satu kali dilakukan dan tidak akan dilakukan lagi.

Berdasarkan pengalaman yang ada, anggrek yang sudah dikembalikan segera diambil orang dan kembali punah. “Jadi tidak seperti tanaman lain yang dapat memulihkan populasinya di alam, (program ini) tidak untuk anggrek,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau