Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringkat Kekayaan Ekologis Dunia Dirilis, di Mana Indonesia?

Kompas.com - 08/05/2017, 17:37 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Menurut Global Footprint Network, sebuah organisasi non profit yang mengkalkulasi kebutuhan manusia terhadap ekosistem bumi, sekitar 1,7 bumi dibutuhkan untuk menopang kebutuhan populasi dunia hingga tahun 2013.

Hasil tersebut diungkapkan dalam The Washington Post 4 Mei 2017 setelah Global Footprint Network mengukur jejak ekologis setiap negara di dunia, yaitu dengan menghitung seberapa banyak sumber daya biologis suatu negara, seperti perairan untuk memancing dan hutan, yang dibutuhkan dalam memenuhi konsumsi manusia dan menyerap limbah.

Namun, di samping jejak ekologis, setiap negara juga memiliki biokapasitas masing-masing, yaitu kemampuan sebuah negara untuk memperbaharui sumber daya yang dibutuhkan dari ekosistemnya.

Dengan kata lain, semakin besar jejak ekologis suatu negara, semakin besar pula kapasitas biologis yang dibutuhkan dan perbandingan tersebut menghasilkan defisit atau cadangan.

Berdasarkan perhitungan Global Footprint Network, Singapura menempati posisi pertama dengan defisit sebanyak 12.700 persen.

Pada tahun 2013, jejak ekologis Singapura mencapai angka 6,8 hektar global per kapita (gha), padahal biokapasitas negara tersebut hanya 0,1 gha. Ditambah dengan impor dan dikurangi ekspor, defisit ekologis Singapura menjadi 12,7 kali lipat.

Rekor tersebut disusul oleh Bermuda yang defisit sebanyak 4.220 persen, Reunion sebanyak 2.280 persen, Barbados sebanyak 1.950%, dan Israel sebanyak 1.740 persen.

Di sisi lain, Guyana Perancis menjadi negara dengan cadangan ekologis terbesar. Region seberang laut Perancis yang berada di Amerika Selatan ini memiliki jejak ekologis pada angka 2,6 gha dan biokapasitas 106,2 gha. Ditambah dengan impor dan dikurangi ekspor, cadangan Guyana Perancis menjadi 4000 persen.

Sementara itu, Suriname menempati posisi kedua dengan cadangan 2130 persen dan disusul oleh Guyana (2.000 persen), Gabon (970 persen), dan Kongo (752 persen).

Lalu, di mana Indonesia berada? Walaupun tidak terlalu parah, negara kita masih punya pekerjaan rumah dengan defisit ekologis sebesar 18 persen. Pasalnya, biokapasitas kita hanya 1,2 gha walaupun jejak ekologisnya 1,4 gha.

Global Footprint Network Jejak ekologis Indonesia

Terlihat pada grafik yang disediakan oleh Global Footprint Network, biokapasitas nusantara terus menurun dan akhirnya terbalap oleh jejak ekologis pada awal 2000-an.

Walaupun ada berbagai macam solusi, Global Footprint Network berkata bahwa cara tercepat untuk mengurangi jejak ekologis sebuah negara adalah dengan beralih ke sumber energi yang ramah lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com