Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lendir Katak India Ini Netralkan Virus Flu, Bisakah Jadi Vaksin?

Kompas.com - 05/05/2017, 20:40 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber seeker

KOMPAS.com -- Sebelum kulkas diciptakan, masyarakat Rusia dan Finlandia memasukkan katak ke dalam ember berisi susu agar tidak basi. Hal ini karena lendir yang melingkupi kulit katak dapat membunuh berbagai macam bakteri dan virus.

Namun, penemuan baru membuka satu kemungkinan tambahan: lendir katak sebagai obat dan vaksin untuk flu.

Diungkapkan dalam jurnal Immunity, Joshy Jacob, Associate Professor di Emory Vaccine Center, Emory University, bersama timnya menemukan senyawa baru dalam lendir katak India yang berukuran sebesar bola tenis, Hydrophylax bahuvistara.

Senyawa tersebut dapat menetralkan strain virus flu H1 yang dapat menjangkit manusia dan hewan.

“Di masa lalu, untuk menemukan obat, Anda perlu menginvestigasi ribuan atau bahkan jutaan kandidat untuk menemukan satu atau dua peptid yang dapat menetralkan virus. Dalam kasus ini, kita mengamati 32 peptida dari satu katak dan menemukan empat sekaligus,” ucap Jacob.

Sayangnya, tiga di antara empat peptida tersebut ditemukan beracun untuk manusia ketika diperkenalkan pada sel darah merah dan hanya peptida ke empat yang tampak aman.

Pengamatan di bawah mikroskop elektron menunjukkan bahwa peptida tersebut menganggu keutuhan virus H1 tanpa merusak sel secara keseluruhan dengan mengikat hemaglutinin, area virus yang selama ini menjadi fokus penelitian dalam menciptakan vaksin untuk influenza.

Para peneliti pun menamai peptida ini urumin dari urumi, sebuah pedang dengan mata fleksibel dari provinsi Kerala, India, tempat asal katak tersebut.

(Baca juga: Flu? Jangan Sembarang Beli Obat, Risiko Hipertensi Bisa Meningkat)

Jacob berkata bahwa katak tersebut sebenarnya tidak mengandung lebih banyak peptida yang melawan bakteri dan virus daripada manusia maupun hewan lainnya.

“Namun, mengumpulkan peptida dari kulit katak lebih mudah untuk dilakukan,” ujarnya.

Bahkan, mengaplikasikan sedikit kejutan listrik atau bedak pada kulit katak akan membuat hewan ini memproduksi lebih banyak lendir yang kaya akan peptida.

Untuk mengetahui keefktifan urumin terhadap virus influenza, para peneliti kemudian melakukan uji coba dengan meletakkannya di depan hidung tikus yang belum divaksinasi. Tikus-tikus ini kemudian dibiarkan terinfeksi oleh berbagai macam virus influenza.

Urumin mampu menetralkan semua strain H1, termasuk yang berasal dari tahun 1930-an. Namun, peptida ini tidak memiliki efek apa-apa terhadap strain lainnya, termasuk H3N2.

Kini, Jacob dan timnya sedang berusaha menstabilkan urumin untuk penggunaan manusia. Dia memperkirakan pengobatan ini akan siap untuk digunakan dalam waktu 10 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber seeker
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com