Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Inhaler" Disebut Lebih Aman bagi Penderita Asma

Kompas.com - 03/05/2017, 10:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Walaupun tidak dapat disembuhkan, berbagai obat dan terapi telah disediakan untuk mengurangi gejala penyakit asma.

Namun, apakah semua obat untuk asma aman dikonsumsi dalam jangka waktu panjang?

Dokter spesialis anak, subspesialisasi respirologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Darmawan Budi Setyanto SpA (K) mengatakan, obat yang aman untuk dikonsumsi adalah obat yang langsung menyasar sumber penyakit sehingga tidak menyebar ke seluruh tubuh.

Untuk penyakit asma, Darmawan berkata bahwa obat jenis inhaler lebih aman digunakan dalam jangka panjang bila dibandingkan dengan obat asma yang dimakan atau disuntikkan.

"Obat asma bisa diberikan secara sistemik. Sistemik itu masuk ke peredaran darah bisa melalui mulut atau suntikan yang lokal (ditujukan langsung ke sumbernya). Justru lokal efeknya lebih kecil (dan) bisa bekerja dengan lebih efisien," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Menurut Darmawan, obat asma biasanya mengandung steroid dan ketika masuk ke dalam aliran darah, steroid dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti kerontokan rambut, maag, hingga gangguan jiwa.

"Steroid ini obat dewa sekaligus obat setan," ujar Darmawan.

Dia melanjutkan, obat dewa karena efek anti radang yang berlaku umum dan banyak sekali penyakit yang bisa diatasi dengan steroid. Namun, steroid yang diberikan secara oral tidak bisa lama dipakai. 

Sebagai alternatif, steroid dapat dihirup melalui inhaler untuk langsung menyasar ke sumbernya.

Meski demikian, Darmawan bercerita bahwa tidak semua penderita asma tahu bagaimana menggunakan inhaler dengan baik. "Tidak semua paham menggunakan inhaler. Bahkan ada yang menyemprotkan inhaler di leher layaknya menggunakan parfum," ucapnya.

Dia pun menjelaskan cara tepat untuk menggunakan inhaler. 

Pertama, kocok inhaler beberapa kali dan letakkan di mulut. Lalu, tekan inhaler diiringi dengan tarikan nafas dalam-dalam. Terakhir, tahan nafas sekitar sepuluh detik agar terjadi penyebaran ke paru-paru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com