Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radang pada Ibu Hamil Tingkatkan Risiko Gangguan Mental pada Bayi

Kompas.com - 05/03/2017, 20:35 WIB
Lily Turangan,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan ibu hamil akan berusaha keras untuk menghindari sakit dan ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kekhawatiran mereka beralasan.

Para peneliti mendapat wawasan baru bagaimana infeksi ibu selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak mereka.

Menurut sebuah studi pada tikus yang dipublikasikan pada 1 Juni 2016 di The Journal of Neuroscience, peradangan karena infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan perubahan dalam hubungan saraf di otak janin, sehingga meningkatkan risiko berbagai gangguan mental seperti autisme, skizofrenia dan penundaan atau keterlambatan kognitif.

Ironisnya, pelakunya adalah peradangan yang menggunakan sistem kekebalan tubuh kita untuk melawan invasi kuman.

Meskipun melindungi kita dari infeksi, peradangan pada wanita hamil dapat memengaruhi janin, bahkan ketika janin tidak ikut terinfeksi.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Alexandre Bonnin, Ph.D. menunjukkan, infeksi virus seperti flu dan H1N1 (flu babi) saat hamil dapat meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme dan skizofrenia pada anak-anak setelah lahir.

Radang yang terjadi pada ibu hamil bisa mengakibatkan peningkatan serotonin pada otak janin sehingga meningkatkan risiko gangguan tumbuh kembang bayi/anak setelah mereka lahir,

Para peneliti menggunakan tikus hamil untuk memelajari bagaimana peradangan mempengaruhi perkembangan janin. Mereka menyuntikkan zat yang menginduksi respon inflamasi pada ibu tikus.

Dalam pengamatannya, peneliti melihat adanya peningkatan jumlah zat kimia triptofan dalam plasenta. Triptofan adalah sebuah blok bangunan yang digunakan untuk mensintesis banyak molekul dalam tubuh, termasuk senyawa kimia yang disebut serotonin.

Serotonin menghasilkan sinyal antara neuron dan membantu membangun hubungan saraf yang penting untuk fungsi otak yang sehat.

Perubahan kadar serotonin telah lama dikaitkan dengan gangguan otak termasuk depresi dan penyakit bipolar.

Dr. Bonnin dan rekan menemukan bahwa seiring dengan peningkatan kadar triptofan, peradangan juga meningkatkan produksi dan aktivitas protein yang mengubah triptofan menjadi serotonin di plasenta.

Mereka menemukan, bahwa perubahan plasenta menyebabkan peningkatan yang berkelanjutan dalam jumlah serotonin di otak janin.

Tingkat serotonin meningkat menyebabkan perubahan dramatis dalam hubungan saraf di otak janin tikus, menumpulkan pertumbuhan proyeksi yang diperlukan untuk fungsi normal pada hewan dewasa.

Para ilmuwan sekarang menggunakan informasi ini untuk lebih mengeksplorasi asal-usul perkembangan awal gangguan mental pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com