Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2017, 09:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tongue tie dan lip tie kerap menjadi sumber masalah dalam menyusui. Sayangnya, tongue tie dan lip tie tak selalu terdeteksi pada masa menyusui.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tongue tie adalah adanya selaput yang terletak di bawah lidah sehingga membatasi pergerakan lidah.

Bayangkan, seperti terdapat tali lidah yang pendek atau terletak tak jauh dari ujung bawah lidah yang melekat ke dasar mulut. Lidah akan sulit terangkat dengan baik atau tidak bisa menjulurkan lidah hingga melewati gigi.

Begitu pula dengan lip tie, yakni terdapat selaput baik di bibir atas maupun bawah yang akan mengganggu pergerakan bibir.

Koordinator Pelatihan Manajemen Laktasi Perinasia (Persatuan Perinatal Indonesia), dr. Asti Praborini, SpA, IBCLC, mengatakan, ada beberapa gejala tongue tie maupun lip tie pada bayi yang mungkin tak disadari ibu ataupun tenaga kesehatan hingga konselor menyusui. Apa saja itu?

Bayi baru lahir
Pada bayi baru lahir, adanya tongue tie dan lip tie bisa membuatnya sulit menyusui. Pelekatan mulut bayi ke payudara ibu tidak baik, misalnya areola tidak masuk ke mulut bayi atau bayi hanya mengisap bagian puting.

"Pas menyusui itu clicking atau bunyi "klik" pada mulut bayi. Atau mulut bayi sering terlepas dari payudara ibu," jelas dokter yang akrab disapa Rini dalam seminar beberapa waktu lalu.

Gejala lainnya, yaitu bayi tidak akan merasa kenyang meski sudah menyusui. Hal ini karena bayi tidak mengisap dengan baik.

Bayi bisa menjadi ingin menyusui seharian, sehingga ibu tidak bisa melakukan hal lain atau bayi justru menjadi malas menyusui dan memilih untuk lebih banyak tidur. Karena kesal tidak mendapat ASI yang dibutuhkan, bayi pun jadi rewel.

Akibat lainnya, bayi menjadi dehidrasi dan mengalami penurunan berat badan. Bayi yang lahir kuning umumnya mengalami masalah tongue tie dan lip tie.

Bayi mulai tumbuh besar
Akibat tidak terdeteksi sejak bayi lahir, saat mulai tumbuh selama beberapa bulan pun bayi bisa tetap mengalami kesulitan menyusui. Gejala hampir mirip sejak saat baru lahir, yakni rewel dan sangat lama saat menyusui.

Di sisi lain, bayi mulai terlihat kurus, berat badan sangat pelan naikknya, hingga berpotensi mengalami gagal tumbuh. Selain itu bisa muncul blister atau seperti kulit melepuh pada bibir atas maupun bawah.

Anak-anak
Tongue tie dan  yang tidak pernah diatasi sejak lahir bisa berdampak hingga dewasa. Dalam beberapa kasus, tongue tie dan lip tie bahkan baru disadari ketika anak mulai memasuki usia sekolah.

Gejala pada anak-anak antara lain, bicara cadel, bicara kurang jelas, napas berbunyi, tidur mendengkur, sulit fokus karena tidur tidak pernah nyenyak, terlambat berbicara, bahkan kerap dikira anak berkebutuhan khusus.

Pada bayi, tongue tie dan lip tie cukup dilakukan frenotomi atau menggunting bagian selaput yang mengganggu pergerakan lidah maupun bibir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com