Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikiran dan Tindakan Negatif Melulu? Sebut Dia Si "Negaholic"!

Kompas.com - 20/12/2016, 15:00 WIB

KOMPAS.com — Namanya negaholic! Sebutan ini merujuk pada orang-orang yang pikiran dan tindakannya negatif melulu. Biasanya si negaholic sangat menjengkelkan. Ssst, hati-hati energi negatifnya juga menular, loh!

Sebagai teman, Haryo (35) merasa perlu menegur perilaku Gunadi (36) kali ini. Soalnya, pikiran dan sikap negatif Gun, begitu sapaannya, makin menjadi. Haryo ingat, dua hari yang lalu ia ditelepon hampir tengah malam oleh Gun untuk bercerita soal istrinya. Katanya, istri Gun mulai berani melawan suami.

Belum lagi berbagai komentar negatif yang ditujukan kepada istrinya sendiri, padahal hanya untuk hal-hal yang sepele. Masakannya makin tidak enaklah, tidak beres menyetrika pakaianlah, hingga terakhir yang paling tidak masuk akal bagi Haryo, Gun mengeluh soal aroma pewangi pakaian yang digunakan istrinya.

Rupanya, komentar negatif soal istrinya itu tidak hanya dikeluhkan Gun kepada Haryo. Kawan-kawan di kantor Gun juga sudah sampai tahu mengenai masalah sebesar kerikil ini. Namun sayang, Gun tidak sadar, bukan saja istrinya yang dinilai negatif oleh orang lain, melainkan juga dirinya.

Soalnya, pikiran negatif Gun itu sangat memengaruhi cara pandangnya. Tidak jarang, ia lebih banyak menemukan hal yang salah daripada yang benar ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini salah, itu salah. Intinya, pikiran dan tindakan negatif melulu. Duh, Gun... Gun.....

Apakah Anda sering menemukan orang seperti Gun? Kehadirannya selalu saja membawa energi negatif, entah itu dari perasaannya yang sensitif sehingga sangat mudah marah atau si penggosip yang tidak tahan tanpa berkomentar negatif akan orang lain.

Sikap, pikiran, cara pandang, perilaku, bahkan isi hati yang negatif itu sifatnya melemahkan kecenderungan positif seseorang. Akibatnya, kalau dilakukan berulang-ulang, itu berubah menjadi kebiasaan. Orang-orang ini bisa disebut sebagai si negaholic.

Istilah negaholic diungkapkan oleh Dr Chérie Carter-Scott, pakar perubahan perilaku dari Nevada, AS. Chérie secara khusus melakukan banyak kajian dan pelatihan ke seluruh dunia mengenai apa, mengapa, dan bagaimana mengatasi energi negatif pada diri seseorang ataupun organisasi kerja.

Penyebab utama seseorang menjadi begitu negatif adalah stres, termasuk di dalamnya stres terselubung. Seseorang menjadi kewalahan sehingga ia mengalami sindrom yang membuat dirinya selalu merasa kurang puas akan segala sesuatu. Ia juga selalu merasa lebih kecil dibanding orang lain.

Seseorang bisa berubah menjadi negaholic ketika ia merasa apa yang dihadapinya tidak sesuai dengan standar yang diharapkannya. Jadi, jangan heran, semakin sulit atau semakin kurang baik situasi seseorang, semakin cenderung ia bersikap dan berperilaku negatif.

Hal yang menyedihkan adalah siklus negatif ini sifatnya menular. Yang pertama dimulai dari negatif terhadap diri sendiri. Seperti Gun tadi, walau ia tidak menunjukkannya, sebenarnya ia sudah membiarkan dirinya dipenuhi pikiran dan perasaan negatif. Akibatnya, ia menjadi biang negatif dalam keluarga ataupun lingkungan pekerjaan.

Siklus negatif ini, kalau dibiarkan terus-menerus, juga menghasilkan penuntutan, pembenaran diri, kecemasan, rasa malu, bahkan berkurangnya empati dalam diri. Selanjutnya, ia bisa berlanjut menjadi tahap negattack.

Ya, seperti yang dilakukan Si Gun tadi, perilaku negatif tadi disalurkan kepada orang lain karena ia tidak sanggup lagi memenuhi ekspektasinya terhadap diri sendiri. (Intisari-online.com/Tika Anggreni Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com