Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak dengan Gangguan Pendengaran Bersuara lewat Karya

Kompas.com - 25/11/2016, 13:20 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Memiliki keterbatasan bukan hambatan bagi anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran untuk berkarya. Djarwo, seorang guru lukis di Sekolah Santi Rama, menceritakan bahwa banyak anak dengan gangguan pendengaran yang memiliki potensi dalam menggambar atau melukis.

Di antaranya adalah Muhammad Fajrul Hakam Hidayat (10) dan Christian Wijaya (10). Mereka adalah siswa kelas IV di SDLB Santi Rama. Meski tidak bisa mendengar dengan baik, keduanya telah menyabet puluhan piala dari kegiatan melukis.

Djarwo memang sering mengajak anak-anak tersebut mengikuti lomba menggambar ataupun melukis. Tak hanya ikut perlombaan yang digelar khusus untuk anak dengan gangguan pendengaran, mereka juga turut dalam perlombaan umum atau dengan anak-anak yang tidak tuli dan bisu.

"Waktu itu pernah menang lomba Lions Club Jakarta, lomba di Taman Ismail Marzuki, di Festival Lomba Seni Siswa Nasional, dan banyak lainnya. Jadi mereka tak kalah dengan anak-anak umum," ucap pria yang akrab disapa Kak Djarwo itu saat ditemui di sela acara peringatan hari Disabilitas Internasional di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (24/11/2016).

Kemudian ada Rafi Ridwan, desainer cilik berumur belasan yang pernah menggelar pameran busana di Jakarta Fashion Week dan mancanegara. Bahkan, rancangan Rafi disebut-sebut pernah diberikan kepada Michelle Obama.

Dian Maharani/Kompas.com Lukisan anak-anak tuna rungu dipamerkan di Gedung Kementerian Kesehatan, Kamis (24/11/2016)
Djarwo sendiri melihat anak-anak dengan gangguan pendengaran memiliki konsentrasi dan kesabaran yang lebih saat melukis. Melukis sekaligus menjadi terapi bagi anak-anak.

"Yang tadinya anak itu enggak bisa diam, akan menjadi tenang. Yang tadinya anak enggak konsentrasi, jadi bisa konsentrasi. Yang tadinya anak malas berpikir, jadi kreatif," kata Djarwo.

Keikutsertaan mereka dalam berbagai kegiatan dan lomba juga bisa meningkatkan kepercayaan diri. Meski memiliki keterbatasan, kemampuan mereka jangan dipandang sebelah mata.

Menurut Djarwo, dukungan orangtua sangat penting untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak dengan keterbatasan.

Sekitar 6 tahun sudah, Djarwo mengajar lukis untuk anak dengan keterbatasan pendengaran. Kini, Djarwo pun tertantang untuk belajar bahasa isyarat Indonesia agar bisa lebih lancar mengajar anak-anak tersebut.

Melihat potensi anak
Ibunda Fajrul, Esus Sundusyah, mengatakan, orangtua yang memiliki anak dengan keterbatasan memang harus pintar-pintar melihat potensi anak. Sejak kecil, Esus melihat Fajrul memang sangat suka menggambar.

"Dari masih kecil dia suka corat-coret. Ketika teman sesama tunatungu sudah bicara, dia belum. Dia lebih ke tulisan, jadi sudah bisa menulis, dan gambar sudah berbentuk di saat teman-temannya belum bisa menulis," kata Esus.

Dian Maharani/Kompas.com Esus dan Fajrul saat menghadiri Hari Peringatan Disabilitas Internasional di Gedung Kementerian Kesehatan, Kamis (24/11/2016).
Esus pun mendukung Fajrul terus menggambar. Esus mengikutkan Fajrul ekstrakurikuler melukis di sekolah. Menurut Esus, tak perlu memaksa anak menggeluti mata pelajaran yang tidak terlalu disukai.

Esus pun tak memaksa Fajrul untuk pandai matematika. Sebab, kecerdasan seorang anak bukan hanya dilihat dari nilai matematikanya.

"Misalnya di akademik ada yang kurang, kita kasih pemahaman, enggak usah push banget. Bakatnya di mana, harusnya ke situ. Kita harus pandai-pandai melihat potensi anak. Tidak bisa semua kita ambil," papar Esus.

Esus melihat Fajrul memiliki potensi di bidang desain grafis. Esus percaya, dengan dukungan orangtua, anak yang memiliki keterbatasan juga bisa sukses seperti anak lainnya. Mereka bisa bersuara dengan berkarya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com