Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bermimpi? Jangan-jangan Tidurnya Tak Berkualitas

Kompas.com - 21/11/2016, 19:52 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mimpi sering disebut sebagai bunga tidur. Kehadiran mimpi sangat wajar terjadi saat tidur. Bahkan, menurut dr. Astuti Sp.S (K) dari Klinik Gangguan Tidur di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, mimpi adalah salah satu tanda tidur yang berkualitas.

"Kalau orang enggak pernah mimpi, berarti arsitektur (siklus) tidur tidak terpenuhi. Tidur tidak berkualitas," ujar Astuti.

Astuti menjelaskan, tidur yang berkualitas mencapai lima siklus tidur. Pada tahapan tiga dan empat, biasanya seseorang mulai bermimpi.

Namun, jika terbangun pada fase ini, seseorang hanya sedikit mengingat mimpinya. Bangun tidur pun terasa tidak enak, lelah, dan masih merasa mengantuk.

Nah, jika waktu tidur mencapai tahapan terakhir, yaitu siklus rapid eye movement (REM), maka kehadiran mimpi biasanya lebih panjang. Seseorang akan mengalami tidur nyenyak atau pulas.

"Bahkan orang tersebut bisa menceritakan mimpinya secara utuh ketika terbangun," kata Astuti.

Setelah melewati tahap REM, bangun tidur di pagi hari pun akan terasa segar dan fit. Sebab, pada tahapan terakhir, tubuh dipersiapkan untuk bangun.

Tidur berarti memberi kesempatan kepada tubuh, termasuk otak untuk beristirahat. Arsitektur atau siklus tidur yang normal berlangsung selama 7 jam atau tak lebih dari 8 jam.

Tak hanya kurang tidur yang menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga jika terlalu banyak tidur. Kurang tidur bisa terjadi, karena sulit memulai tidur ketika sudah rebahan di kasur atau sering terbangun pada malam hari. 

Untuk menciptakan tidur yang berkualitas, banyak cara yang bisa dilakukan. Bisa dengan menghindari minuman berkafein di malam hari, tidak melakukan aktivitas apapun di atas kasur selain tidur dan melakukan hubungan seks, hingga menciptakan kamar yang nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com