Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2016, 14:00 WIB

KOMPAS.com — Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita saat ini. Namun, angka kematian sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini, terutama mamografi.

Setiap wanita pada dasarnya dianjurkan untuk memeriksa payudaranya secara saksama setiap bulan sekali. Pemeriksaan mamografi direkomendasikan setiap tahun untuk perempuan berusia di atas 35 tahun.

Tujuan utama dari pemeriksaan payudara adalah menemukan adanya sel kanker, bahkan sebelum muncul benjolan.

Berbagai penelitian menunjukkan, deteksi dini kanker payudara bisa membantu ribuan nyawa setiap tahunnya. Namun, kebanyakan kasus kanker sudah ditemukan pada usia lanjut karena kesadaran memeriksakan payudara masih rendah.

Dalam rangka rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 November, Kementerian Kesehatan RI, dengan dukungan PT Roche Indonesia dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), menyediakan mamografi gratis pada tanggal 18-19 November 2016 di JI Expo, Kemayoran, untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan deteksi dini kanker payudara.

Dijelasan dr Lily S Sulistyowati, MM, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan mamografi merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang tengah digalakkan Kementerian Kesehatan sebagai upaya menurunkan insiden kanker payudara.

Selain Sadari, Kementerian Kesehatan juga terus melakukan sosialisasi untuk mengajak perempuan pergi ke puskesmas untuk Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis). Sadanis adalah pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan yang diintegrasikan dengan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks.

"Sampai pertengahan tahun 2016 sudah 1,5 juta perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa. Dari jumlah itu, ditemukan kelainan benjolan payudara sebesar 0,2 persen atau 3.541 kasus," papar Lily.

Pengurus YKPI, Titin Pamuji, mengatakan, YKPI juga bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas di Jakarta untuk menjaring peserta pemeriksaan mamografi gratis.

Berdasarkan data dari unit mobil mamografi milik YKPI tahun 2015, dari jumlah 3.427 pasien yang diperiksa, yang terdeteksi memiliki tumor jinak sebanyak 428 orang dan ada 47 orang yang dicurigai memiliki kanker ganas.

Menurut dr Hardina Sabrida MARS dari RS Kanker Dharmais yang bertugas di mobil mamografi YKPI, mamografi dianjurkan dilakukan pada semua perempuan berusia di atas 35 tahun dan tidak sedang hamil. Perempuan menstruasi juga bukan kontraindikasi mamografi, hanya saja dikhawatirkan sedikit lebih sensitif dengan rasa tidak nyaman selama pemeriksaan.

“Namun, alat mamografi yang ada di mobil mamografi YKPI adalah alat terbaru yang sudah tidak menyebabkan nyeri atau tidak nyaman saat pemeriksaan,” ujar Hardina.

Mobil mamografi YKPI sangat nyaman, terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan untuk konsultasi dan pemeriksaan payudara oleh dokter atau clinical breast examination (CBE), serta ruangan mamografi yang suhunya dipertahankan tetap dingin agar alat mamografi tidak cepat rusak.

Petugas terdiri dari dokter dan radiografer yang harus seorang perempuan. Untuk setiap kelainan benjolan yang ditemukan dan dicurigai ganas, dokter akan menghubungi pasien untuk kemudian mendapatkan pendampingan dari YKPI untuk penanganan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com