Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2016, 19:25 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber SELF

KOMPAS.com - Pada Oktober lalu, tabloid The Sun di Inggris melaporkan tentang adanya pasangan muda mengadakan pesta vasektomi. Bagi mereka, keputusan sang pria untuk mau divasektomi adalah sesuatu yang patut dirayakan.

Di Inggris, jumlah pria dan wanita yang ikut program kontrasepsi hampir sama banyaknya. Mereka mengganggap bahwa KB bukan semata tanggungjawab wanita, tapi pria juga ikut bertanggungjawab.

"Sementara di AS, vasektomi masih ada di urutan ke-4 metode kontrasepsi yang paling diminati, di bawah kontrasepsi oral, kondom, dan ligasi tuba. Masyarakat masih mengganggap bahwa kontrasepsi lebih untuk urusan wanita," kata Puneet Masson, MD, asisten profesor urologi dan direktur program kesuburan pria di University of Pennsylvania.

Padahal, kalau kita membandingkan opsi-opsi metode kontrasepsi, sterilisasi pria adalah salah satu metode yang paling aman, murah dan paling efektif.

Vasektomi adalah metode yang cepat, berisiko rendah, efektif dan bisa "dilepas" jika yang bersangkutan menginginkan anak suatu hari nanti.

Masson menjelaskan bahwa prosedur vasektomi memakan waktu hanya 20 menit dan dapat dilakukan dengan anestesi lokal di klinik atau rumah sakit.

Pasca mati rasa, vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis ke penis sehingga dapat bercampur dengan cairan mani) akan dijepit, dipotong, atau disegel, untuk mencegah aliran sperma. Prosedur ini dilakukan di kedua sisi.

Vasektomi sangat aman dengan risiko kurang dari satu persen pria yang mengalami efek samping pendarahan, infeksi, dan nyeri. Masson mengatakan, dibandingkan dengan pengikatan saluran telur pada wanita, vasektomi jauh lebih aman.

"Pemulihannya juga jauh lebih cepat dibanding ligasi tuba bilateral dengan potensi komplikasi jauh lebih sedikit. Pria hanya membutuhkan beberapa hari untuk pulih dari vasektomi dan setelah itu bisa beraktivitas seperti biasa. "

Kebanyakan vasektomi dapat dibalik atau dihentikan ketika pria memutuskan untuk punya anak. Tingkat kesuksesannya bervariasi tergantung pada bagaimana prosedur asli dilakukan, tetapi kisarannya adalah sekitar 40 hingga 90 persen.

Vasektomi tidak 100 persen efektif, namun tingkat kegagalan lebih rendah daripada metode kontrasepsi wanita yang dianggap paling efektif sekalipun.

Tergantung pada teknik yang digunakan, kegagalan vasektomi (pria tetap bisa menghamili) adalah sekitar 0,3 sampai sembilan persen dalam waktu enam bulan pertama setelah prosedur dilakukan.

Itu sebabnya, biasanya dokter menyarankan penggunaan metode kontrasepsi yang lain di bulan-bulan awal setelah vasektomi. Setelah itu, risiko kegagalan berkurang jauh yaitu antara 0,04 hingga 0,08 persen.

Sementara tingkat kegagalan IUD, salah satu metode KVB paling efektif untuk wanita adalah antara 0,2 dan 0,8 persen. Setelah ligasi tuba, hampir satu persen wanita ternyata hamil pada tahun pertama, menurut Mayo Clinic.

Bahayanya, jika terjadi kegagalan pada ligasi tuba, kehamilan yang terjadi sangat mungkin adalah kehamilan ektopik (di luar rahim) dan ini bisa megancam jiwa Si Ibu jika tidak terdeteksi sejak awal.

Vasektomi adalah salah satu cara pria menunjukkan tanggungjawabnya terhadap perencanaan keluarga. Vasektomi dilakukan tidak hanya untuk pasangan yang tidak lagi ingin menambah memiliki anak, tapi juga bagi mereka yang tidak ingin punya anak dan itu adalah pilihan individu.

"Saya pribadi telah melakukan cukup banyak vasektomi pada pria dan/atau pasangan yang memutuskan bahwa mereka tidak ingin memiliki anak," kata Masson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SELF
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com