Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2016, 18:41 WIB
Dian Maharani,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya tubuh, mental atau jiwa seseorang juga bisa dipenuhi oleh racun. Marah, cemas, sensi, iri, benci, hingga minder merupakan bentuk-bentuk racun dalam mental.

Lalu, apa tanda-tandanya jika mental kita sudah dipenuhi oleh racun? Ketua Program Studi S1 Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Dr. Yohana Ratrin Hestyanti, Psi, mengatakan tanda-tandanya bisa dilihat dengan cara mengidentifikasi emosi kita ketika menghadapi sesuatu.

"Misalnya, menghadapi tekanan sedikit saja langsung gampang marah, sensitif, atau gampang sedih," kata Yohana di sela-sela seminar Mental Detoxification di Unika Atma Jaya, Rabu (2/11/2016).

Seseorang harus lebih bisa menyadari bagaimana pola perilakunya selama ini. Jika perilaku lebih sering ke arah negatif, maka perlu introspeksi diri. Kita juga bisa mengenali tandanya dengan melihat bagaimana hubungan sosial bersama teman, kerabat, atau keluarga.

"Apakah di relasi membuat kita jadi dimusuhi banyak orang? Berarti sudah ada sinyal ini enggak nyaman. Berarti kan ada yang harus dibersihkan. Ada sesuatu yang harus diproses lebih dalam lagi tentang pikiran kita, sikap kita," jelas Yohana.

Racun dalam mental itu bisa terus terbentuk dari pikiran yang selalu negatif. Berawal dari pikiran yang negatif itu, akhirnya bisa menjadi perilaku yang negatif pula.

Menurut Yohana, ketika muncul tanda-tanda mental sudah dipenuhi racun, sebaiknya mencari tahu dulu apa yang menyebabkan pikiran maupun perilaku selalu negatif.

Menyingkirkan racun dalam mental bisa dilakukan sendiri maupun meminta bantuan orang lain. Jika racun-racun tersebut terus dibiarkan, tentu bisa mengganggu kesehatan mental dan kehidupan menjadi tidak positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com