Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermimpi Cetak Sejarah Pendaratan di Mars, Mungkinkah Amerika Serikat Mewujudkannya?

Kompas.com - 12/10/2016, 19:35 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berniat mencetak sejarah baru dengan mendaratkan manusia di Mars. Ia menegaskan keseriusannya dalam tulisan opini di CNN yang terbit pada Selasa (11/10/2016).

"Kami telah merancang tujuan jelas pada babak selanjutnya dalam sejarah misi antariksa Amerika: mengirim manusia ke Mars pada 2030-an dan kembali dengan selamat ke bumi, dengan ambisi jelas, suatu hari bisa menetap di sana," tulis Obama.

Rencana Obama sebenarnya tidak mengejutkan. Tahun 2010, Obama menyampaikan hal yang sama ketika berorasi di Kennedy Space Center di Florida.

Selain itu, kalangan swasta di Amerika Serikat pun punya mimpi yang sama. SpaceX, perusahaan teknologi yang diprakarsasi Elon Musk, telah mengembangkan sejumlah roket yang mendukung misi ke Mars. Kini, sejumlah roket produksinya telah dipakai untuk misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Namun, mungkinkah mimpi ke Mars pada tahun 2030 itu terwujud?

Misi ke Mars sejak lama dibilang sangat mungkin. Semua tergantung pada ketersediaan dana, teknologi, dan kemauan untuk mengambil risiko terpapar radiasi saat perjalanan. Bila syarat-syarat itu terpenuhi, manusia (dalam hal ini astronot Amerika Serikat) bisa mendarat di planet merah.

Dulu, begitu sukses dengan misi Apollo ke bulan, banyak yang menganggap bahwa Mars akan bisa dicapai dalam satu atau dua dekade.

Namun ternyata, presiden Richard Nixon kurang berpihak pada misi antariksa. Setelah tahun 1972 alias kelarnya misi Apollo 12, astronot belum bergerak ke tempat yang lebih jauh. Misi antariksa tetap berjalan tetapi masih di orbit Bumi.

Tahun 1989, presiden George Bush mengungkapkan ambisi ke Mars. Namun, begitu Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebutkan bahwa ongkosnya bisa 500 juta dollar AS, rencana itu pun tak berlanjut.

Jadi jelas, tantangan misi ke Mars adalah dukungan politik. Saat misi Apollo berjalan, dana yang diberikan mencapat 4,4 persen dana federal sementara saat ini dana misi atariksa cuma 0,5 persen.

Dari sisi teknologi, tantangannya pun masih besar. SpaceX memang telah mengembangkan roket Falcon. Seri terbaru yang tengah dikembangkan, Falcon Heavy, dibilang bisa mendukung pengiriman misi ke Mars. Namun, kemampuan roket itu masih layak dipertanyakan. Dua tahun terakhir, Falcon mengalami dua kegagalan serius.

Ambisi Musk memulai perjalanan ke Mars tahun 2024 patut diapreasiasi. Tapi, ia masih harus membuktikan keamanan teknologi yang dikembangkanya dan dana pendukung yang belum jelas asalnya.

Dari sisi pendanaan, misi ke Mars pun menghadapi tantangan. Sebagai gambaran, menjalankan ISS butuh 3-4 miliar dollar per tahun. NASA telah mencoba menghitung ongkos pendaratan di Mars. Ternyata, dana saat ini tidak cukup untuk mendarat di Mars sebab ongkos instrumen pendarat yang sangat mahal.

William H. Gerstenmaier dari NASA memperkirakan, tahun 2030-an manusia baru akan sampai di orbit Mars. Pendaratan di Mars takkan bisa dicapai sebelum 2040-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com