KOMPAS.com- Pemakaian kantong plastik di Indonesia masih sangat tinggi. Pemakian rata-rata kantong plastik di toko ritel modern diketahui adalah 3 lembar per transaksi atau bisa lebih banyak lagi jelang hari raya seperti lebaran.
Padahal, bila ada 100 transaksi setiap harinya, berarti ada 300 kantong plastik yang dikeluarkan oleh tiap toko. Bagaimana kalau lebih dari itu?
Keadaan ini memprihatinkan kala diketahui bahwa plastik adalah ancaman bumi nomor satu. Diketahui, sampah yang dihasilkan oleh kurang lebih 90 ribu toko ritel modern tanah air adalah 9,85 miliar per tahun dan diprediksi akan mencemari lingkungan selama lebih dari 400 tahun.
(Baca: Apa Mau, Anak Cucu Kita Tinggal di Atas "Fosil"?)
Untuk menyiasati hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutaanan (KLHK) sudah mengambil keputusan. Sejak 21 Februari 2016 hingga 30 Mei 2016 diberlakukan pemakaian kantong plastik tidak gratis pada toko ritel modern. Tiap kantong plastik dikenakan biaya Rp200.
Dalam, situs web KLHK pun mencantumkan, ada agenda lanjutan dari uji coba tahap pertama secara nasional sampai terbit regulasi yang mengatur secara teknis dari pemerintah pusat.
“Namun ini tidak akan berhasil kalau tak ada sinergi. Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat dan berinisiatif mengurangi pemakaian kantong plastik,” ujar Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, KLHK, Tuti Hendrawati Minarsih, Kamis (28/4/2016).
Puasa kantong plastik
Tak sulit untuk ikut berpuasa memakai kantong plastik. Terlebih lagi, sekarang sudah banyak toko ritel modern yang menyediakan kantong belanja berulang kali pakai. Masyarakat hanya tinggal beli sekali dan bisa menggunakannya berkali-kali.
Harga itu menjadi mahal bila dibandingkan dengan harga kantong belanja berulang pakai yang dipatok di kisaran harga Rp10.000 – Rp 20.000.
Salah satu perusahaan farmasi, PT Tempo Scan Pacific malah berinisiatif menyediakan tas belanja berulang kali pakai, Tempo Scan Love Earth (TSLE), untuk diberikan gratis pada konsumen yang belanja produknya senilai minimal Rp 50.000.
Khusus selama Ramadhan, tas berulang pakai ini bisa didapat dengan belanja produk senilai Rp 25.000. (Baca: Sore-sore, "Rampok Plastik" Kejutkan Kota Kasablanka).
Tuti mengimbau, selain membawa kantong belanja sendiri, disiplin membuang sampah pada tempatnya juga termasuk inisiatif mengurangi penggunaan kantong plastik. Terlebih lagi sampai hari ini masih sedikit orang-orang yang punya kesadaran itu.
“Akan lebih baik kalau sudah buang sampah pada tempatnya kemudian punya kesadaran memilah per kategori,” imbuhnya lagi.
Kata Tuti, memilah sampah plastik per kategori penting untuk memudahkan pengelola limbah plastik untuk mendaur ulang.
Jadi, siap juga berpuasa kantong plastik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.