Luar Biasa, Belati Raja Ini Terbuat dari Batuan Antariksa

Kompas.com - 04/06/2016, 15:20 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Kala Raja Tutankhamun atau Raja Tut mangkat, seperti kebiasaan masyarakat Mesir pada saat itu, ia dikuburkan dengan berbagai benda-benda yang dipercaya akan dipercaya akan gunakan di kehidupan setelah kematian.

Salah satu benda yang ikut dikubur bersama raja muda Mesir itu adalah belati besi dengan pegangan berbahan emas dilengkapi dengan sarungnya.

Pegangan berbahan emas bukanlah yang mengejutkan. Justru belati itu sendiri yang yang menarik perhatian. Belati tersebut terbuat dari besi yang berasal dari luar angkasa.

Dalam publikasi di Jurnal Meteoritics and Planetary Science, tim peneliti yang dipimpin Daniela Comelli dari Universitas Polytechnic di Milan mengungkapkan, belati Raja Tut terbuat dari besi yang dihasilkan dari meteorit.

Besi bukan material yang umum digunakan di Mesir sampai abad ke 8 Masehi. "masalah dengan penggunaan besi adalah titik lelehnya yang tinggi," kata Comelli seperti dikutip QZ, Kamis (31/5/2016).

Suhu leleh besi mencapai 1.580 derajat celsius. Masyarakat Mesir kala itu belum mampu melelehkan besi hingga suhu setinggi itu untuk dimanfaatkan sebagai senjata.

Penasaran, Comelli yang seorang analis kimia membandingkan belati Tut dengan logam meteorit lainnya. Ternyata, berdasarkan komposisi besi, nikel, dan kobalt, belati Tut mirip dengan logam meteorit.

Karena penggunaan besi sangat jarang dalam masyarakat Mesir, ilmuwan menduga bahwa besi dari meteorit dinilai lebih berharga dibandingkan emas pada saat itu. Apalagi dalam budaya mesir, langit memiliki peran sangat penting.

"Sesuatu yang jatuh dari langit dianggap sebagai pemberian dari dewa," jelas Joyce Tyldesley, ahli Mesir dari univeristas Manchester, Inggris, yang juga terlibat riset.

Alih-alih memanaskannya dengan temperatur tinggi, masyarakat Mesir pada saat itu memilih menggunakan palu untuk membentuk logam yang jatuh dari langit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau