Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumbung Emas di Alam Semesta Ditemukan

Kompas.com - 30/05/2016, 20:20 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian galaksi membuka satu per satu pertanyaan manusia mengenai alam semesta dan isinya.

Hampir enam dekade, para peneliti bertanya-tanya dan berusaha mencari jawaban tentang asal-usul logam berharga seperti emas, perak dan platinum.

Kini, riset pada galaksi kerdil bernama Recticulum II memberikan jawaban.

Penelitian baru mengungkap, galaksi yang berjarak 98,000 tahun cahaya dari Bumi ini jadi lumbung emas, perak, dan platinum. Unsur-unsur itu dalam astrofisika disebut unsur r-process.

“Memahami pembentukan unsur r-process adalah masalah tersulit yang dihadapi fisikawan nuklir,” kata Professor Anna Frebel dari The Department of Physics at the Massachusetts Institute of Technology (MIT) kepada Science Alert, Senin (23/5/2016).

"Produksi unsur berat ini membutuhkan energi yang sangat tinggi sehingga tak mungkin membuatnya secara eksperimental. Tak mungkin membuatnya di Bumi. Jadi, kami harus menggunakan bintang dan obyek di kosmos sebagai lab kita," imbuhnya.

Galaksi Reticulum II yang baru ditemukan tahun lalu merupakan galaksi kecil yang mengorbit Bima Sakti.

Kandungan unsur berharga dalam galaksi itu ditemukan lewat observasi dengan teleskop Magellan di Las Campanas Observatory di Chile.

R-process merupakan kependekan dari rapid neutron-capture. Tahun 1957, Hans Suess dan Harold Urey mengemukakan bahwa unsur-unsur berharga di alam semesta terbentuk lewat mekanisme tersebut.

Suess dan Urey mengatakan, ledakan bintang raksasa dan gabungan langka neutron bintang adalah skenario yang paling mungkin terjadi untuk membentuk r-process elemen.

Lantas bagaimana unsur logam berharga seperti emas bisa sampai ke Bumi?

Tim peneliti menduga, awalnya ledakan bintang netron di galaksi kecil terjadi. Unsur logam berharga lantas menyebar, menempel pada asteroid. Asteroid membawa logam berharga itu ke Bumi saat menumbuk.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com