Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Datang, Warga Maba Malah Takut Tsunami

Kompas.com - 09/03/2016, 14:07 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

MABA, KOMPAS.com — Kegelapan yang terjadi saat gerhana matahari total yang disertai dengan surutnya air laut sempat membuat sejumlah warga Maba panik.

Ketika totalitas terjadi, sekitar 30 warga Maba yang mengamati dari Pantai Sangaji berlarian dari tepi laut menuju jembatan terdekat sambil berteriak.

Syamsul Bahri, seorang pengemudi becak motor, mengatakan, "Semua ikut lari. Motor ditinggal. Saya juga tinggalkan bentor saya di pantai dan lari. Waktu berdiri di jembatan ada orang teriak, 'kiamat, kiamat'..."

Menurut Syamsul, dia sebenarnya mengetahui bahwa gerhana disebabkan oleh kesegarisan bumi, bulan, dan matahari. Dia juga tahu bahwa saat totalitas, langit akan menggelap.

"Tetapi, tetap ketika benar-benar gelap, saya merasa sungguh menakutkan," ucap Syamsul ketika ditemui Kompas.com, Rabu (9/3/2016), seusai gerhana.

Syamsul mengatakan, hal yang menakutkan adalah surutnya air.

"Air surut sampai sejauh 500 meter. Kita sempat berpikir tsunami mau datang karena tanda-tanda tsunami seperti itu katanya. Jadi, larilah kita," tuturnya.

Syamsul baru sadar bahwa kegelapan itu tak seharusnya ditakutkan saat mendengar azan dari masjid terdekat. "Saya langsung sadar itu. Mungkin tidak terjadi apa-apa," kata dia.

Gerhana matahari total kali ini merupakan kesempatan kedua Syamsul melihat. Kesempatan pertamanya datang pada tahun 1983 ketika masih berusia empat tahun. Namun, kala itu ia hanya bisa bersembunyi di rumah.

Kali ini, Syamsul berkesempatan melihat. Meski cuaca tak bagus dan awan menutup bulan dan matahari saat totalitas, Syamsul mengakui bahwa fenomena yang dilihatnya memikat.

"Luar biasa sekali," ucapnya.

Maba menjadi kota dengan lokasi dan durasi totalitas gerhana terlama. Sayang, cuaca membuat yang terlihat di Maba hanyalah kegelapan. Pemandangan di Maba tak lebih indah dari Balikpapan yang hanya mengalami gerhana kurang dari satu menit.

Air surut yang terjadi di Pantai Sangaji sendiri tak berhubungan dengan gerhana secara langsung. Air memang biasa surut sekitar pukul 09.00 waktu lokal yang kebetulan bertepatan dengan saat gerhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com