Walaupun hanya 3 menit, gerhana yang menyebabkan langit pagi kelam seperti malam itu bukan tanpa makna.
Tahun 1919, gerhana matahari total dimanfaatkan Sir Arthur Eddington dan Thomas Dixon untuk membuktikan teori relativitas Albert Einstein.
Sang genius Einstein sendiri mengatakan, benda bermassa besar akan melengkungkan ruang dan waktu sehingga cahaya pun bergerak mengikuti kelengkungan itu.
Eddington dan Dixon berhasil membuktikan kebenaran teori itu. Namun yang lebih menarik, kebenaran teori itu kemudian membangkitkan harapan bagi manusia untuk menemukan dunia baru.
Bagaimana bisa? Lantas, apa gunanya? Ketika "kiamat" mengancam bumi, bisakah manusia ke sana?
Temukan jawabannya dalam "Gerhana: Perjalanan Manusia Memahami Semesta Melalui Sang Surya".
Kompas.com mempersembahkan konten ini bagi siapapun, setiap anak-anak, semua remaja, seluruh ayah dan ibu, para ilmuwan, dan tak lupa guru di seluruh Indonesia.
Semoga persembahan Kompas.com mampu memberi makna lebih pada gerhana matahari total istimewa yang baru akan datang lagi pada tahun 2042.
Lebih luas, Kompas.com berharap persembahan ini mencerahkan, meningkatkan kecintaan pada sains, membangun harapan, dan mengembangkan sikap ilmiah. Selamat menikmati...