Ilmuwan Perkirakan Butuh 10 Tahun Temukan Vaksin Virus Zika

Kompas.com - 28/01/2016, 04:55 WIB

KOMPAS.com - Para ilmuwan Amerika Serikat yang mengkaji virus Zika memperingatkan diperlukan waktu sepuluh tahun sebelum vaksin tersedia bagi masyarakat umum.

Virus ini dikaitkan dengan otak yang menyusut pada bayi yang belum lahir sehingga menyebabkan kerusakan parah otak atau kematian.

Zika telah menyebar ke lebih 20 negara dan menimbulkan kepanikan di Brasil di mana ribuan orang terinfeksi.

Saat ini tidak terdapat vaksin atau obat, sementara uji diagnosa sulit dilakukan. (baca: Obama Desak Pengembangan Pengobatan Virus Zika)

Pencarian vaksin dipimpin para ilmuwan di University of Texas Medical Branch. Mereka telah mengunjungi Brasil untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan sampel.

Sekarang mereka sedang melakukan analisis di laboratorium yang dijaga ketat di Galveston.

Namun, mereka memperingatkan meskipun vaksin dapat siap diuji dalam dua tahun, kemungkinan diperlukan sepuluh tahun lagi sebelum diizinkan pemerintah. (baca: Setelah Ebola, Dua Penyakit Infeksi Tropis Jadi Ancaman)

Berbicara kepada BBC dari gedung yang dijaga ketat polisi dan FBI, Profesor Scott Weaver, direktur Institute for Human Infections and Immunity, mengatakan ketakutan masyarakat terhadap virus ini memang berdasar.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO sebelumnya memperkirakan virus Zika akan menyebar ke negara-negara Amerika selain Kanada dan Cile.

Wabah virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini menyebar dengan cepat di Brasil sejak Mei lalu. Namun, peneliti mengatakan ada kemungkinan cara penyebaran selain gigitan nyamuk. (baca: Virus Zika Menyebar, Ibu Hamil Diminta Hindari 22 Destinasi Ini)

Kepala WHO, Margaret Chan, dalam pertemuan di Jenewa mengatakan bahwa ledakan penyebaran Zika ke wilayah geografi yang baru, dengan kekebalan di kalangan masyarakat yang kecil, menimbulkan keprihatinan.

Bagaimanapun dia menegaskan 'kaitan sebab akibat antara infeksi virus Zika dengan kehamilan dan microcephaly masih belum dipastikan'.

Microcephaly merupakan kelahiran bayi yang tidak biasa dengan ukuran kepala yang lebih kecil. Di Brasil tercatat 3.893 kasus microcephaly sejak bulan Oktober, yang jauh lebih tinggi dari rata-rata microcephaly biasanya.

Pihak berwenang di beberapa negara di kawasan Amerika Latin -seperti Brasil, Kolombia, Ekuador, El Salvador, dan Jamaika- sudah menyarankan agar kaum perempuan menunda kehamilan sampai diketahui lebih banyak tentang virus tersebut.

Biasanya serangan oleh virus ini menimbulkan gejala ringan sehingga masih belum bisa dipastikan kenapa terjadi wabah yang serius di Brasil. (baca: Bukan Hanya Virus Zika yang Sebabkan Cacat Bawaan pada Bayi)

Para perempuan yang hamil juga diminta untuk mencegah perjalanan ke negara-negara yang menghadapi wabah Zika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau