Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Sulawesi Dihuni Manusia sejak 200.000 Tahun Lalu

Kompas.com - 18/01/2016, 16:53 WIB

KOMPAS.com — Penemuan baru yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Kamis (14/1/2016) memberi pencerahan tentang sejarah pendudukan Sulawesi.

Homo sapiens yang diperkirakan sampai di Sulawesi sekitar 50.000-60.000 tahun lalu di Sulawesi setelah bermigrasi dari Afrika bukanlah manusia pertama pulau tersebut.

Sulawesi pernah dihuni oleh manusia purba. Jejaknya berupa alat batu kuno yang berumur maksimal hampir 200.000 tahun.

Temuan alat batu kuno

Cerita penemuan alat batu purba itu bermula dari survei di Talepu yang dilakukan Anwar Akib dari Dinas Purbakala Sulawesi Barat dan Gerrit van den Bergh dari University of Wollongong di Australia.

"Ada pembuatan jalan baru dan saya sedang berjalan kaki bersama Akib ketika kami menemukan bebatuan di sebuah timbunan," kata Van den Bergh seperti dikutip Australia Plus, Kamis lalu.

Tahun 2009 hingga 2012, Van den Bergh melakukan penggalian lanjut di Talepu. Hasilnya, dia dan timnya menemukan 200 artefak alat batu.

Setelah penggalian, dengan bantuan Dr Bo Li dari University of Wollongong, Van den Bergh melakukan penanggalan pada alat batu tersebut. Usia alat pun terungkap.

"Kebanyakan artefak terjadi antara 85.000 sampai 118.000 tahun, tetapi tiga meter di bawah tingkat 118.000 tahun, kami masih menemukan artefak batu lainnya," jelas Van den Bergh. Alat batu tertua berusia 194.000 tahun. 

Jenis manusia purba apa?

Teori yang berkembang sekarang menyebut bahwa Sulawesi dihuni manusia sejak 60.000 tahun lalu. Gambar cadas di Liang Timpuseng yang pada tahun 2014 lalu terungkap berusia 39.900 tahun memberi petunjuk pendudukan H. sapiens.

Peneliti Badan Geologi yang terlibat dalam riset alat batu tua di Talepu, Iwan Kurniawan, mengungkapkan bahwa dengan usia lebih dari 100.000 tahun, tak mungkin alat batu di Sulawesi dibuat manusia modern.

"Manusia modern paling tua ditemukan di Wajak, berusia 60.000-40.000 tahun. Alat batu di Sulawesi pembuatnya pasti manusia purba," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/1/2016).

Masih sulit untuk menentukan jenis manusia purba yang membuatnya. "Kami belum menemukan fosil yang bisa memberi petunjuk," ungkap Iwan.

Namun demikian, Erick Setiabudi, peneliti Badan Geologi lain yang terlibat, mengungkapkan bahwa manusia purba yang membuat alat batu itu mungkin berkerabat dengan Homo floresiensis, manusia kerdil dari Flores.

Riset alat batu dari Sulawesi ini merupakan bagian dari kerja sama Badan Geologi dan University of Wollongong. Selain di Sulawesi, kerja sama juga dilakukan pada riset H. floresiensis di Nusa Tenggara Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com