Begonia Baru Ungkap Kekayaan Tersembunyi Kawasan Karst Sumatera

Kompas.com - 15/01/2016, 19:29 WIB
KOMPAS.com - Temuan dua jenis begonia di Taman Nasional Gunung Leuser wilayah Sumatera Utara memberi petunjuk tentang kekayaan kawasan karst yang masih tersembunyi.

Dua begonia itu memiliki karakteristik yang khas pada daunnya. Keduanya juga merupakan spesies endemik kawasan karst Leuser, patut dilestarikan sekaligus dieksplorasi manfaatnya.

Wisnu H Ardi dari Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan dua jenis begonia itu lewat kerjasama dengan Royal Botanic Gardens Edinbrugh, Inggris.

Jenis begonia pertama yang ditemukan dinamai Begonia olivacea. "Daunnya yang kusam tetapi di antara tulang daunnya ungu," ungkap Wisnu.

B livacea merupakan bunga yang mungil. Tangkai daunnya berambut jarang. B olivacea memiliki kekerabatan dengan B nurii dari Klantan dan B droopiae dari Sumatera Barat.

Jenis kedua dinamai B simolapensis. "Kalau jenis ini daunnya mengkilap," kata Wisnu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/1/2015).

Tangkai daun B simolapensis panjang dan berambut lebat. Jenis tersebut tumbuh pada ketinggian 250 - 600 meter di atas permukaan laut.

Wisnu H Ardi/LIPI Begonia simolapensis
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), dua jenis begonia yang ditemukan punya risiko rendah. Wisnu mengatakan, dua jenis begonia itu bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Begonia yang hidup di kawasan karst secara umum punya karakteristik yang unik, yaitu daun yang lebih tebal dan kemampuan melakukan dormansi pada musim kering.

Wisnu menuturkan, B olivacea dan B simolapensis merupakan tanaman yang evergreen. Namun, pada musim kering, pertumbuhan berlangsung lebih lambat. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal European Taxonomy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau