Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Dunia Katak, Jadi Pejantan Tangguh Belum Tentu Bermanfaat

Kompas.com - 02/11/2015, 17:48 WIB
KOMPAS.com — Pejantan tangguh tak selalu memenangi perebutan mendapatkan betina. Setidaknya, itu dalam dunia katak Crinia georgiana.

Studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Western Australia (UWA) mengungkap bahwa dalam kepadatan populasi tinggi, pejantan lemah justru akan memenangi pertarungan mendapatkan betina untuk dikawini.

"Terlepas bahwa normalnya katak tangguh akan memenangi lebih banyak pertarungan dan kawin lebih sering, itu hanya bisa terjadi bila kepadatan populasi rendah," kata Bruno Buzatto, pakar biologi evolusi dari UWA.

"Begitu ada banyak katak di sekeliling dan kompetisi, manfaat menjadi kuat itu akan sirna dan si katak yang lemah mulai menunjukkan performa lebih baik," imbuhnya.

"Sistem menjadi sangat kisruh ketika ada banyak katak. Jadi hanya dalam kepadatan populasi kecil menjadi kuat itu sebanding dengan manfaatnya," imbuh Buzatto seperti dikutip ABC Australia, Senin (2/11/2015).

Buzatto mengatakan, katak kawin secara beramai-ramai.

"Katak melakukan pembuahan eksternal, yang berarti pejantan mendapatkan betina dan kemudian mengeluarkan sel gamet. Jadi sperma dan sel telur mereka dikeluarkan di air," katanya.

"Pada spesies ini, yang menarik adalah multiple male mating, di mana beberapa pejantan memperebutkan dan berusaha membuahi betina yang sama," imbuhnya.

Dalam kepadatan populasi tinggi, seekor pejantan tangguh sibuk bertarung dengan pejantan tangguh yang lain, berusaha memiliki si betina.

Sementara pejantan yang lemah justru lebih cerdik dan memulai untuk membuahi betina.

Temuan ini, menurut Buzatto, menarik. Selanjutnya, dia akan melihat apakah sperma dari katak pejantan tangguh atau lemah yang membuahi betina.

"Sangat mungkin katak yang besar dan kecil berbeda dalam jumlah sperma yang dikeluarkan, dan sperma dari banyak pejantan akan berkompetisi untuk membuahi di dalam air," kata Buzatto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com