Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Bantuan Lalat, Ilmuwan Mencari Pengobatan Autisme

Kompas.com - 29/10/2015, 17:18 WIB
KOMPAS.com — Lalat buah yang kadang dianggap mengganggu bisa jadi memegang kunci untuk membantu terapi baru bagi mereka yang memiliki gangguan kondisi otak, seperti autisme dan skizofrenia.

Sekelompok ilmuwan Australia mempelajari protein dari apa yang dikenal sebagai "cuka lalat buah". Mereka menemukan bahwa lalat buah dan manusia memiliki beberapa kesamaan gen. Tak hanya itu, ada pula hubungan antara gen pertumbuhan dan perkembangan otak.

Penemuan ini diharapkan bisa mengetahui bagaimana sebenarnya otak manusia bekerja. "Ada sekitar 75 persen gen lalat yang sama dengan gen manusia. Begitu banyak gen pada lalat yang memiliki kemampuan sama dengan gen kita," ujar Profesor Coral Warr, salah satu yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Para peneliti telah menemukan bahwa protein dalam gen bertanggung jawab terhadap kerusakan sel yang terinfeksi virus atau kanker. Protein yang sama pada lalat juga berfungsi untuk mengontrol pelepasan sel-sel penting pada pertumbuhan kepala dan ekor.

"Yang benar-benar menarik, protein pada manusia ini membantu sistem kekebalan tubuh seandainya ada sel yang rusak karena terinfeksi virus. Sementara itu, pada lalat, protein ini tidak punya pengaruh pada kekebalan tubuh mereka, tetapi justru dalam perkembangan kepala, termasuk perkembangan otak," ujar Dr Michelle Henstridge dari Monash University.

"Jadi, kita menggunakan lalat buah untuk memahami perkembangan protein ini, yang dapat memberikan petunjuk bagaimana protein ini bekerja pada manusia," tambahnya.

Jadi jelas, dalam lalat buah, protein ini tidak bertindak dalam pertahanan, dan bukan dalam pengembangan. Sekelompok protein yang terkait pada manusia ini telah terbukti berhubungan dengan perkembangan otak dan gangguan otak.

Perlu lebih banyak penelitian lanjutan untuk menguji teori ini. Namun, para ilmuwan yakin bahwa studinya dapat membantu menjelaskan bagaimana protein yang sama pada manusia dan lalat dapat berfungsi dalam perkembangan otak manusia, termasuk manfaatnya bagi gangguan perkembangan saraf, seperti autisme dan skizofrenia.

Tak hanya itu, Profesor Coral Warr berharap, temuannya bisa mengembangkan jenis pengobatan baru untuk gangguan pada perkembangan otak manusia.

"Jika kita dapat memahami bagaimana gen-gen ini bekerja dalam perkembangan otak, termasuk pada gangguan otak, seperti autisme, maka kita bisa menemukan potensi terapi dan pengobatan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com