Tulang tengkorak itu ditemukan pada tahun 2007 di Lapa do Santo di Brasil. Tepatnya, lokasi penemuan adalah situs arkeologi yang menyimpan tulang belulang milik 26 individu, disebut Burial 26.
Tengkorak yang telah terpenggal ditemukan bersama tulang jari tangan. Bagian jari tangan kanan dan kiri tersusun pada sisi yang berlawanan pada wajah.
Tulang jari kanan terdapat pada sisi wajah kiri, menunjuk bagian dagu. Sementara tulang jari kiri terdapat di sisi kanan wajah, menunjuk pada dahi. Pada rahang dan enam ruas tulang belakang teratas terdapat bekas potongan.
Andre Strauss, peneliti di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Jerman, mengatakan, berdasarkan analisis tulang dan gigi, tengkorak itu adalah milik seorang laki-laki yang mati muda.
Peneliti menghapus kemungkinan kepala bahwa tengkorak itu merupakan persembahan.
"Kepala persembahan biasanya mengalami perlakuan lama setelah diperoleh, sementara kepala di Burial 26 dikebumikan tak lama setelah mati," kata Strauss.
Selain itu, Strauss mengatakan bahwa kepala yang dipotong untuk persembahan biasanya memiliki bekas lubang yang sengaja dibuat untuk memudahkan membawanya. Pada tulang tengkorak yang ditemukan kali ini tidak ada bekas lubang.
Strauss menyimpulkan, tengkorak yang ditemukan kali ini merupakan kasus pemenggalan manusia tertua. Usia tengkorak lebih tua 4.000 tahun dari tengkorak hasil pemenggalan di Andes yang berusia 5.000 tahun.
Strauss mengatakan, pemenggalan kepala pada masa lalu tidak selalu menjadi tanda adanya kekerasan. Itu adalah bagian dari ritual penguburan. Kepala dipenggal setelah individu mati.
"Susunan jari tangan yang teratur pada wajah kompatibel dengan komponen penting dari ritual, yaitu menunjukkan kepada publik, yang berfungsi membangun ikatan dalam komunitas," ungkap Strauss seperti dikutip Discovery, Kamis (24/9/2015).
Jean Jaqcues Hublin, Direktur Departemen Evolusi Manusia di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, mengatakan bahwa dengan tak adanya benda berharga, tengkorak itu juga jadi petunjuk prinsip kosmologi manusia Amerika Latin masa itu.
"Ini membuka jendela pada kosmologi dari manusia pertama di Amerika Selatan yang misterius dan memberikan pada kita rekaman yang mengagumkan dari praktik penguburan mereka," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.