Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organ Yongki Dibawa ke Labfor Polri

Kompas.com - 23/09/2015, 16:24 WIB
KOMPAS.com - Tim dokter Taman Nasional Way Kambas diturunkan untuk mengotopsi gajah Yongki. Sejumlah organ dalam Yongki menurut rencana akan dibawa ke Laboratorium Forensik Polri.

”Proses pembedahan dan otopsi gajah Yongki sudah selesai. Menurut rencana, organ dalam Yongki akan dibawa ke Laboratorium Forensik Polri di Jakarta,” kata Kepala Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Timbul Batubara ketika dihubungi Kompas, Selasa (22/9/2015).

Laboratorium Forensik Polri, kata Timbul, dipilih karena fasilitas dan peralatannya lengkap dan diharapkan hasilnya langsung ditindaklanjuti kepolisian.

Pemeriksaan di laboratorium diharapkan dapat memastikan penyebab kematian Yongki. Apabila hasil laboratorium adalah diracun, hasil laboratorium juga dapat mengetahui racun apa yang digunakan pemburu untuk membunuh Yongki. Dua dokter hewan dari Taman Nasional Way Kambas telah mengotopsi jasad Yongki. Kedua dokter itu ialah Dedi Chandra dan Diah Esti Anggraini.

Esti membenarkan, pihaknya telah membedah Yongki dan mengambil contoh untuk diteliti di laboratorium. ”Kami mengambil beberapa organ dalam, misalnya hati, jantung, dan isi perut. Organ dalam itu nanti akan diteliti untuk melihat apakah ada perubahan atau pembengkakan di organ tersebut. Pembengkakan bisa menjadi salah satu indikasi masuknya benda atau zat asing ke dalam tubuh Yongki,” tuturnya.

Diduga diracun

Esti menduga Yongki mati karena diracun. Semula ada tiga kemungkinan penyebab Yongki mati, yakni ditembak, sakit, atau diracun. Namun, dari hasil pemeriksaan awal, tidak ada tanda-tanda Yongki mati ditembak atau sakit. ”Tidak ada luka tembak atau luka akibat kekerasan sama sekali. Hanya ada luka di bagian mulut karena bekas gading yang dicabut. Kami juga tidak menemukan tanda-tanda atau gejala sakit pada Yongki.”

Melalui uji laboratorium, kata Esti, baru dapat dipastikan apakah Yongki benar-benar diracun dan racun apa yang digunakan. Ia menduga racun dimasukkan ke dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi Yongki. Dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk uji laboratorium hingga hasilnya keluar. Ukuran tubuh dan organ gajah yang besar membuat otopsi gajah lebih rumit daripada satwa lain.

Ia dan tim dokter butuh waktu berjam-jam membedah dan menemukan organ dalam Yongki yang akan diteliti. ”Kami sempat kesulitan menemukan organ-organ yang akan diteliti. Butuh waktu minimal empat jam. Kami bahkan harus masuk perut gajah untuk mencari organ yang akan diteliti,” ujarnya.

Mengotopsi gajah bukanlah pengalaman pertama Esti. Pada 2009, ia pernah mengotopsi gajah jinak jantan Seno yang juga menjadi target pemburu gading gajah. (GER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com