Abad kehilangan penisnya ketika mengalami kecelakaan pada usia enam tahun. Dia terseret sejauh 180 meter. Penisnya hancur, juga salah satu testisnya.
Tiga tahun lalu, tim dokter dari University College London mulai berupaya membuat penis untuk Abad. Mereka menumbuhkan kulit penis dari jaringan kulit bagian dada Abad.
Kemudian, tim dokter membuat perangkat serupa tabung yang dihubungkan dengan wadah berisi fluida dan tombol pengaktif. Perangkat itu dilapisi kulit yang telah dikembangkan dan diimplantasikan kepada Abad. Jadilah penis buatan.
Jika banyak laki-laki harus merangsang penis agar ereksi sebelum hubungan seksual, Abad tidak. Dia cukup menekan tombol jika akan menggunakan penis buatannya yang sepanjang 20 cm.
"Ketika Anda akan menggunakan, pencet tombolnya. Ketika selesai menggunakan, pencet lagi tombolnya. Dokter telah memberi tahu saya untuk terus berlatih," katanya seperti dikutip Science Alert, Rabu (26/8/2015).
Sejumlah media luar negeri menyebut penis yang ditanam terhadap Abad adalah penis bionik. Namun, Elizabeth Kavaler, urolog dari Lenox Hill Hospital di New York, mengatakan tidak.
"Itu bukan penis bionik. Itu penis implan. Kita sudah sering melakukan implantasi penis," katanya. Bedanya, implantasi penis pada kasus Abad lebih kompleks karena penisnya rusak.
Implantasi penis sangat umum di Amerika Serikat. Sekitar 53.000 orang melakukannya karena gangguan impotensi akibat trauma maupun operasi prostat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.