Siswa SMA Ciptakan Alat Pengolah Hujan Sekaligus Pembangkit Listrik

Kompas.com - 25/08/2015, 18:05 WIB
KOMPAS.com - Kalau saja setiap rumah bisa menampung air hujan, mungkin kebutuhan air di Jakarta lebih mudah terpenuhi dan potensi banjir bisa dikurangi. Begitulah pikir Bryan Soebagijo dan Nicolas Albert Witono dari SMA Citra Kasih, Jakarta.

Berlatar belakang pemikiran itu, Bryan dan Nicolas membuat perangkat penampung dan pengolah air hujan yang praktis, sederhana, dan relatif murah bernama Yapigure. "Ongkos pembuatannya kira-kira hanya Rp 400.000," kata Bryan.

Bryan menguraikan, perangkat itu tersusun atas pipa PVC, sabut penyaring air, lapisan zeolith untuk sterilisasi, dan penampung air.

Pipa PVC dihubungkan dengan talang air di atap rumah. Air hujan yang menaglir di atap rumah diarahkan masuk ke dalam penampung lewat pipa PVC.

Dari pipa, air akan melewati sabut penyaring sehingga debu dan partikel berukuran besar tidak masuk dan lapisan zeolith dan karbon untuk membantu sterilisasi.

Selanjutnya, air akan dialirkan ke wadah penampung. "Ada pH meter untuk mengukur keasaman air jadi kita tahu kualitasnya," ungkap Nicolas.

Selain menampung dan mengolah air hujan, perangkat itu juga bisa menmbangkitkan listrik. Sebelum masuk ke penampung, air akan dilewatkan ke turbin kecil.

Air menggerakkan turbin sehingga listrik bisa dibangkitkan. "Listrik akan disimpan dalam aki digunakan kalau membutuhkan," imbuh Nicolas.

Bryan merekomendasikan air hujan hasil tampungan perangkat ini untuk mencukupi kebutuhan mencuci dan mandi saja. Untuk menjadi air minum, ia mengatakan, masih dibutuhkan pengolahan yang lebih baik.

Perangkat penampung dan pengolah air sekaligus pembangkit listrik karya Albert dan Nicolas dilombakan dalam ajang National Young Inventors Awards (NYIA) 2015 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

NYIA 2015 merupakan NYIA ke-8 yang diadakan LIPI. Kompetisi ini digelar bersama ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-47 untuk kalangan siswa SMA dan mahasiswa.

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, mengatakan bahwa NYIA dan LKIR merupakan sarana untuk menemukan inovator muda berbakat. Hasil karya peserta NYIA dan LKIR juga dilombakan ke tingkat lebih tinggi, International Exibition for Young Inventors.

Iskandar mengatakan, “Generasi muda adalah aset bangsa dan harus terus dibina sebagai salah satu upaya membentuk positioning Indonesia di masa depan dan mendorong percepatan inovasi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau