Rahasia Tubuh Hitam Cemani, Si "Ayam dari Kegelapan"

Kompas.com - 06/08/2015, 21:16 WIB

KOMPAS.com — Hewan eksotis dari Indonesia menjadi idola di Amerika. Ayam cemani yang khas Jawa bisa dijual di Negeri Paman Sam hingga seharga Rp 2,6 juta.

Tak disangka, ayam yang warna tubuhnya total hitam itu bukan hanya menarik perhatian para pehobi, melainkan juga para pakar anatomi dan genetika.

Sejumlah peneliti menginvestigasi hewan yang di Amerika Serikat disebut "ayam dari kegelapan" itu. Hasil riset telah diterbitkan di sejumlah jurnal internasional.

Penelitian Ben Dorshorst dari Uppsala University di Swedia yang dipublikasikan di PLOS ONE pada 22 Desember 2011 mengungkap sebab musabab hitamnya ayam cemani.

Terungkap bahwa tubuh hitam ayam cemani merupakan hasil mutasi genetik yang menyebabkan kondisi fibromelanosis atau hiperpigmentasi kulit.

Mutasi yang terjadi sendiri merupakan duplikasi. Duplikasi terjadi pada area tertentu genom yang menurut riset Ai Shinomiya yang dipublikasikan di jurnal Genetics tahun 2012 terdiri dari lima gen.

Salah satu gen yang terdapat pada area duplikasi itu adalah endothelin3 (EDN3). Gen itu berperan dalam pembentukan protein penghasil melanosit.

Mutasi pada gen itu menyebabkan ekspresi berlebihan potein pembentuk melanosit dan perkembangan ayam cemani saat masih berupa embrio. Akibatnya, ayam cemani mempunyai tubuh dan bahkan organ dalam hitam.

Dari mana asalnya ayam cemani? Belum diketahui dengan pasti. Namun, deskripsi tentang ayam ini sudah muncul di teks kuno China yang berasal dari abad ke-16.

Marcopolo sendiri pada tahun 1298 sudah mendeskripsikan cemani sebagai ayam yang memiliki rambut, seperti kucing, hitam, dan menghasilkan telur terbaik.

Ayam cemani dalam dongeng China dianggap sebagai ayam yang menerima pil keabadian dari Lu Dongbin di puncak Tiger-Nose. Sebenarnya, ayam yang mengalami hiperpigmentasi seperti cemani tak hanya ada Indonesia, tetapi juga di India, Vietnam, dan Amerika Latin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau