Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Zat Penyusun Kehidupan Ditemukan pada Komet

Kompas.com - 03/08/2015, 10:57 WIB

KOMPAS.com — Misi pendaratan Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko cukup berhasil. Meski lama dorman karena kehabisan energi, robot itu berhasil mengungkap fakta-fakta penting tentang komet yang berbentuk seperti bebek itu.

Salah satu yang paling menarik, komet berdiameter 5 kilometer itu ternyata punya 16 jenis molekul organik yang terbagi menjadi enam kelas, yaitu alkohol, karbonil, amine, nitrile, amide, dan isocyanate.

Dari sejumlah molekul organik yang ditemukan, empat di antaranya baru pertama kali dijumpai di komet. Jenis molekul itu adalah metil isocyanate, aseton, propionaldehide, dan acetamide.

Semua jenis molekul itu merupakan komponen penting bagi kehidupan. Bagaimana molekul penyusun kehidupan bisa dijumpai pada komet? Para ilmuwan belum mengetahuinya dengan pasti.

Dalam publikasi di jurnal Science pada Jumat (31/7/2015) lalu, para ilmuwan yang terlibat misi Philae juga mengungkap sejumlah fakta lain tentang komet yang dinamai Churi itu.

Permukaan komet beragam, ada yang keras dan yang lunak. Lokasi pendaratan Philae pertama keras, membuat wahana itu memantul terus-menerus hingga akhirnya mendarat di lokasi minim cahaya Matahari dan dorman.

Pengamatan menunjukkan bahwa lokasi pendaratan Philae kaya akan butir-butiran. Itu menjadi bukti bahwa sejak awal tata surya, molekul organik sudah bersatu membentuk butir-butiran.

Diberitakan Science Daily, Jumat lalu, pembentukan butir molekul organik berdasarkan kajian para ahli merupakan tahap awal penting terciptanya kehidupan.

Adanya permukaan keras dan kaya butir molekul organik bisa menjadi dasar pengembangan misi komet pada masa datang. Modul pendarat harus mampu menyesuaikan.

"Pada masa yang akan datang, ilmuwan harus memikirkan mekanisme untuk berhadapan dengan permukaan yang keras," kata Stephan Ulamec, pimpinan proyek pengembangan modul pendarat di German Aerospace Center (DLR), Cologne.

Rahasia lain Churi yang terungkap adalah banyaknya permukaan yang retak. Komet itu ternyata kaya pori, sekitar 75-85 persen permukaannya adalah celah.

Fakta bahwa Churi kaya pori kontras dengan sifat beberapa permukaannya yang keras. Di situlah penemuan justru makin membuat ilmuwan bertanya-tanya.

Phile diluncurkan bersama wahana antariksa Rosetta milik Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 2 Maret 2004. Begitu sampai di orbit komet Churi, Philae memisahkan diri untuk mendarat di permukaan komet.

Sampai di permukaan, Philae hanya berhasil melakukan survei selama 63 jam. Setelahnya, Philae dorman karena kehabisan energi Matahari.

Kabar terakhir, Philae "bangun" pada 9 Juli 2015 dan siap kembali meneliti. Fokus riset Philae adalah menganalisis permukaan dan interior komet serta melihat komposisi kimia gas yang dikeluarkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com