Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Mamberamo Punya Sejarah Panjang

Kompas.com - 30/07/2015, 04:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan M 7.2 dengan sumber di darat dan berkedalaman dangkal melanda Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Selasa (28/7) pukul 04.41 WIB. Pusat gempa di kawasan hutan jauh dari permukiman. Namun, guncangan gempa merusak bangunan dan satu orang meninggal di Kasonaweja, ibu kota Kabupaten Mamberamo Raya, sekitar 75 kilometer dari pusat gempa.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa kemungkinan bersumber dari sesar naik Mamberamo. Pusat gempa berkedalaman 49 km di bawah permukaan tanah. "Tergolong dangkal," kata Daryono di Jakarta, kemarin.

Gempa dirasakan pukul 04.40 WIT. Di Tiom, ibu kota Lanny Jaya, Papua, warga terbangun dan berlari keluar rumah. "Saya bangunkan teman yang masih tidur agar keluar rumah," kata Susanto, warga Jakarta yang sedang berada di Tiom. Gempa tak berlangsung lama dan tidak dilaporkan ada kerusakan bangunan saat itu.

Kerusakan dilaporkan terjadi di Kasonaweja, ibu kota Mamberamo Raya. Dua rumah warga rusak ringan, satu gereja rusak berat, sedangkan satu bangunan milik swasta ambruk. Dinding delapan ruangan perawatan dan kamar jenazah RSUD Kasonaweja retak. Satu orang, Naftali Kuweri, dilaporkan meninggal dunia ketika gempa. Ada yang melaporkan terpeleset ke sungai berarus deras, tetapi ada pula yang melaporkan tertimpa tanah longsor.

Gempa juga merusak ruas jalan di Kasonaweja yang mengalami keretakan sepanjang 50 meter dengan kedalaman 10 sentimeter. "Saat ini, kami bersiaga untuk memindahkan pasien dari rumah sakit bila terjadi gempa susulan. Kondisi rumah sakit cukup parah," tutur Kepala BPBD Mamberamo Raya Marthen Rumbino, saat dihubungi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Tergolong moderat

Data BMKG, guncangan gempa di Mamberamo Raya kemarin mencapai V Modified Mercalli Intensity (MMI) atau tergolong moderat dan berpotensi menimbulkan kerusakan kecil. Di Sarmi, guncangan gempa IV MMI (ringan), Serui III MMI (lemah), Nabire II-III MMI (hampir tak terasa), Mulia II-III MMI, dan Merauke II MMI.

Pukul 14.50 WIB, gempa berkekuatan M 5, kembali terjadi di kawasan itu. Pusat gempa itu semakin mendekati ibu kota Mamberamo Raya, sekitar 47 km tenggara Kasonaweja dengan kedalaman 43 km.

Informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, area pusat gempa berada di tengah hutan dan sulit dijangkau. Hingga sore kemarin, tim dari BPBD Mamberamo Raya masih berusaha mengakses ke kawasan itu.

Menurut Daryono dari BMKG, kawasan Mamberamo berada pada zona sesar aktif yang langganan diguncang gempa. Dari sejarah kegempaan, kawasan Mamberamo pernah diguncang gempa bumi tahun 1916 berkekuatan M 8.1, tahun 1926 berkekuatan M 7.9, tahun 1971 sebesar M 8.1, dan tahun 1989 sebesar M 6,0.

Ahli gempa dari Research Center for Disaster Mitigation (RCDM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengatakan, secara tektonik, zona gempa bumi Papua cukup aktif dan kompleks. Penyebab utama aktivitas gempa di Papua adalah tumbukan lempeng antara Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Selain itu juga terdapat lempeng kecil Filipina, yang menambah kompleks.

Dampak tumbukan itu menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan, yang salah satunya jalur anjak Mamberamo (Mamberamo Thrust Belt) yang sedang aktif saat ini. Selain sesar aktif Mamberamo, sesar aktif lain lain di Papua adalah sesar Ransiki, sesar Sorong, dan sesar Tarera-Aiduna.

"Energi pergerakan lempeng yang bertumbukan di Papua itu sangat besar. Bisa disebut Papua memiliki sejumlah sesar paling aktif di dunia, sayangnya paling sedikit diteliti," tambah Irwan.

Energi tumbukan lempeng itu pula yang pada masa lalu mendorong terbentuknya Pegunungan Jayawijaya dengan puncak tertingginya Carstenz Pyramid (4.884 meter dari permukaan laut), yang adalah puncak tertinggi di Indonesia.

Dari Makassar, Sulawesi Selatan, gempa bumi dilaporkan dirasakan warga di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Namun, daerah terdekat dengan pusat gempa itu tak terdampak.

Laman resmi BMKG mencatat gempa berlokasi 78 km arah timur laut Kabupaten Konawe Utara, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah. Gempa pukul 09.38 Wita itu berpusat 10 km dari dasar laut.

Dikonfirmasi, Kepala BPBD Konawe Utara Bakring Haruna mengatakan, tak ada getaran gempa dirasakan warga di Asera, ibu kota Kabupaten Konawe Utara. (AIK/FLO/JOG/WER/ VDL/ENG)

_________________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Juli 2015, di halaman 14 dengan judul "Gempa Mamberamo Punya Sejarah Panjang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com